Taliban Klaim Perempuan Tidak Bisa Jadi Menteri: Mereka Harus Melahirkan

Jum'at, 10 September 2021 | 14:35 WIB
Taliban Klaim Perempuan Tidak Bisa Jadi Menteri: Mereka Harus Melahirkan
Warga Afghanistan memegang bendera tiga warna nasional saat mereka merayakan Hari Kemerdekaan di Kabul, beberapa hari setelah pengambilalihan Taliban (Wakil KOHSAR AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Taliban mengungkapkan jika perempuan tidak dapat masuk ke dalam kabinet pemerintahannya dan menjadi menteri karena mereka harus melahirkan.

Menyadur India Today Jumat (10/9/2021), pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Taliban Sayed Zekrullah Hashimi ketika wawancara dengan Tolo News.

"Seorang wanita tidak bisa menjadi menteri, itu seperti Anda meletakkan sesuatu di lehernya yang dia tidak bisa membawa," ungkap Sayed.

Sayed melanjutkan bahwa perempuan Afghanistan tidak perlu masuk ke kabinet karena mereka memiliki kewajiban untuk melahirkan.

Pada Rabu (8/9/2021), perempuan di Afghanistan menggelar aksi protes atas keputusan Taliban yang dianggap membatasi hak-haknya.

Menanggapi protes dan kemarahan atas diluncurkannya kabinet yang semuanya diisi oleh laki-laki, Sayed mengungkapkan jika mereka tidak cukup mewakili perempuan di Afghanistan.

"Para pengunjuk rasa wanita tidak dapat mewakili semua perempuan di Afghanistan," jelas Sayed.

Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus, timbul kekhawatiran jika para perempuan kehilangan hak-hak mereka.

Sementara Taliban bersumpah untuk menghormati hak-hak perempuan, kelompok tersebut dilaporkan menggunakan kekerasan kepada perempuan yang mengikuti aksi protes tersebut.

Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, Dua Menteri Ini Disebut Sulit Diganti

Menurut laporan, wanita Afghanistan yang ikut aksi protes diusir oleh pasukan Taliban menggunakan cambuk hingga tongkat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI