"Ketika itu saya ada di Grosvenor Square London karena baru saja selesai mengurus paspor di KBRI," katanya kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.
"Peristiwa ini sangat melekat di ingatan, karena pada masa itu KBRI berkantor di Grosvenor Square dan bertetangga dengan Kedubes Amerika Serikat.
"Ketika sore tiba di rumah, setelah menjemput anak-anak sekolah, saya menyalakan TV dan semua saluran menayangkan hancurnya Twin Towers di New York."
"Kemudian ada tayangan kerumunan massa di Grosvenor Square."
"Saya teringat hanya dua tiga jam sebelumnya saya duduk di tempat yang sama berpiknik bersama anak saya yang terkecil duduk di push chair-nya, sebelum pulang ke rumah," kata Dian yang sudah tinggal Inggris sejak akhir tahun 1980-an.
Dian merasakan ada perbedaan besar dalam kehidupannya di London sebelum dan sesudah peristiwa 11 September.
"Sebelum September 11, saya tidak mengalami sesuatu yang aneh sebagai Muslim," ujarnya.
Namun setelah 11 September, Dian merasakan sendiri identitas Muslim-nya menjadi berbeda.
"Karena saya berhijab, maka perubahan itu sangat saya rasakan juga dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu dalam bentuk persepsi orang terhadap saya."
Baca Juga: Membantah Teori Konspirasi Seputar Serangan 11 September atas New York
"Beberapa kali saya mengalami pelecehan verbal di jalan. Kejadian seperti ini sangat membuat tidak nyaman," ujar Dian.