Lapor Polisi
Karena merasa kedatangan puluhan orang itu tidak benar, Toni sempat mengirimkan pesan ke kepolisian meminta perlindungan.
“Saya sempat lapor ke kapolsek, ini rumah saya dikerumuni orang nih pak. Saya minta perlindungan, pak kapolseknya hanya bilang dipantau 87. Udah gitu, enggak ada yang datang sama sekali,” ujar Toni.
Setelahnya Toni, kembali keluar menemui orang-orang itu.
“Mereka marah-marah, katanya mereka, kami kan untuk menindak lanjuti surat bapak. Nah saya bilang, loh kamu mau minta pintu ini buka, kamu mau masuk, pintu ini dikunci. Kamu sudah marah-marah sebelumnya,” ujarnya.
Emosi hingga Badan Gemetar
Karena menilai keadaan yang sudah tidak kondusif, Toni hanya berpikir bagaimana orang-orang tersebut meninggalkan rumahnya. Hingga akhirnya terjadi negosiasi, memutuskan melakukan pertemuan di Kantor Kelurahan keesokan harinya.
“Saya terus terang gemetaran tahan marah, gemetaran kesal, emosi sekali,” imbuh Toni.

Namun setelah membubarkan diri, Toni mengaku mendapati informasi ada sejumlah tulisan di kardus yang berbunyi pesan memintanya untuk pergi dari tempat tinggalnya.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Kepala Satpam Kompleks di Kembangan Sebagai Tersangka Pungli
“Usir Toni Dari Permata Buana,” bunyi tulisan itu. Dan juga pesan, “Tinggal di Hutan Kalau Mau Sepi dan Tidak Mau Bersosialisasi dengan Tetangga dan Warga.”