Sebut Berita '3 Anak Saya Diperkosa' Hoaks, Akun Polres Luwu Timur Banjir Kecaman

Kamis, 07 Oktober 2021 | 16:37 WIB
Sebut Berita '3 Anak Saya Diperkosa' Hoaks, Akun Polres Luwu Timur Banjir Kecaman
Ilustrasi kekerasan seksual pada anak di bawah umur. [SuaraJogja.com / Ema Rohimah]

"Stop hoax dan pembalikan fakta. Ayo jujur dan pakai nuranimu," sahut warganet.

"Tolong usut tuntas kasus pemerkosaan 3 anak di bawah umur yang notabene pelakunya adalah bapaknya sendiri!" desak warganet.

"Gak punya integritas!" kecam warganet.

Akun Polres Luwu Tumur Banjir Hujatan. (Instagram/@humasreslutim)
Akun Polres Luwu Tumur Banjir Hujatan. (Instagram/@humasreslutim)

"Mengerikan, apa gunanya ada kebebasan pers kalau masih ditekan dengan cap hoaks. Menyebarkan data diri korban dan saksi di medsos? Wajar banyak yang gak berani speak up. Jadi selebgram ya sekarang, klarifikasi di story," hujat warganet.

"Memalukan!" komen warganet.

"Lah kalau memang beritanya hoaks kenapa gak langsung buat pers diikutkan dengan hasil bukti pemeriksaan yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian? Kalau hanya pernyataan lewat media sosial mah semua orang bisa," tuntut warganet.

"Diusut tuntas, jangan sampai lepas. Aparat kok model begini," sindir warganet.

"Polisi kok dukung pelaku, apakah polisi sekarang begini ya? Yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan," timpal lainnya.

Perjuangan Ibu Tunggal Lawan ASN, Pemerkosa 3 Anak Perempuannya

Baca Juga: Jawaban Polda Sulsel Terkait Berita Viral 3 Anak Diperkosa Ayah Kandung di Lutim

Kisah seorang ibu tunggal berjuang mencari keadilan melawan Aparatur Sipil Negara (ASN) pemerkosa tiga anak perempuannya. Si ASN tak lain adalah mantan suaminya alias ayah kandung tiga anak perempuan tersebut.

Kisah tragis ini terjadi pada Lydia (bukan nama sebenarnya). Lydia melaporkan pemerkosaan yang dialami ketiga anaknya, semuanya masih di bawah 10 tahun.

Terduga pelaku adalah mantan suaminya, ayah kandung mereka sendiri, ASN yang punya posisi di kantor pemerintahan daerah.

Laporan itu tertanda Oktober 2019, bulan yang sama saat Lydia mendapati salah satu anaknya mengeluhkan area kewanitaanya yang sakit.

Polisi menyelidiki pengaduannya, tapi prosesnya diduga kuat penuh manipulasi dan konflik kepentingan. Hanya dua bulan sejak ia membuat pengaduan, polisi menghentikan penyelidikan.

Bukan saja tidak mendapatkan keadilan, Lydia bahkan dituding punya motif dendam melaporkan mantan suaminya. Ia juga diserang sebagai orang yang mengalami gangguan kejiwaan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI