"Katanya ke saya, menjadi penyelidik KPK itu mau nggak mau harus menjadi seorang yang soliter," sambung Aulia.
Selain itu, Herry juga banyak mengajarkan untuk menghilangkan kebiasaan berkumpul dan bercengkrama dengan teman-teman lama yang juga sudah punya posisi dan jabatan. Sebab hal itu dapat berpotensi menganggu indepedensi ketika sedang menangani perkara.
"Itu adalah bentuk pertahanan dirinya menghindari benturan kepentingan," kata Aulia.
Saat menjabat Deputi PIPM, Herry juga sosok yang memimpin tim untuk memeriksa pelanggaran etik Filri Bahuri ketika menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK. Yang mana Firli terbukti melanggar karena melakukan pertemuan dengan pihak berperkara.
"Saat menjadi Deputi PIPM, Pak Herry lah yang memimpin anak buahnya melakukan pemeriksaan etik yang dilakukan oleh FIRLI yang saat itu menjabat Deputi Penindakan," ucap Aulia.
Aulia pun menyayangkan, hasil pemeriksaan PIPM oleh Herry tidak dijadikan pertimbangan Pansel KPK dan Komisi III DPR RI ketika memilih pimpinan KPK periode 2019-2024.
"Sayangnya, hasil pemeriksaan tersebut tidak menjadi pertimbangan Pansel Pimpinan KPK dan Anggota DPR saat itu," kata dia.
Kekinian pun kata Aulia, Herry cukup terlihat santai pasca dipecat pimpinan KPK. Aulia menyebut Herry kini banyak pula berdiskusi dengan dirinya mengenai teknologi terbaru.
"Dia belajar coding secara otodidak dan sering berdiskusi soal teknologi-teknologi baru di bidang IT security dengan saya," ucap Aulia.
Baca Juga: Baru Lontarkan Ide Bentuk Partai, Mantan Pegawai KPK Digoda Tawaran Menggiurkan
Aulia pun juga sempat menanyakan langkah ke depan yang dilakukan Herry selanjutnya setelah tidak di KPK. Herry pun menjawab dengan ciri khas penyelidiknya.
"Ketika saya tanyakan apa rencana ke depan, dia menjawab enteng.'Rileks dulu bro. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, analisa situasi, baru ambil keputusan'. Khas penyelidik," kata Herry ke Aulia.
Satu lagi pesan Herry kepada Aulia, bahwa ia selalu siap bila negara membutuhkan sumbangsihnya. "Dia sampaikan juga, dia sangat mencintai negara ini. Jika negara masih membutuhkan dia akan selalu siap," sambung Aulia.
Cuitan terakhir Aulia, ia berharap Herry selalu diberikan kesehatan dan mengucapkan terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang pernah didapatkan selama di KPK.
"Negara ini telah rugi besar menyia-nyiakan orang seperti Herry Mulyanto. Pak Herry bukan taliban, dia KPK sejati yang selalu low profile," tandasnya.