"Jika ada gempa yang Allah timpakan kepada seorang ahli iman di dunia bisa dilihat sebagai musibah tetapi hakikatnya bagi orang yang beriman, tertimpa gempa lalu mati, dia mati dalam keadaan beriman, dia akan mulya," kata Buya Yahya.
Ia menambahkan, "Semua musibah yang Allah timpakan di dunia akan diganti oleh Allah dengan kebaikan nanti di akhirat, untuk ahli iman, maka musibah baginya juga nikmat, tapi bagi yang selalu ribut, tidak beriman kepada Allah, maka itu akan menjadi siksa mukaddimah, siksaan sebelum nanti dia disiksa di akhirat."
Untuk mendapatkan pengalaman spiritual yang lebih otentik dari penjelasan Buya Yahya mengenai karunia dan musibah bagi ahli iman, Anda bisa mengunjungi laman YouTube Al-Bahjah TV. Sebagai tambahan informasi, secara singkat berikut profil Buya Yahya.
Profil Buya Yahya
Ia adalah seorang penceramah yang lahir pada 10 Agustus 1973 dengan nama lengkap Yahya Zainul Ma'arif. Sekarang aktif sebagai pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, berpusat di Cirebon.
Ia juga tinggal di lingkungan lembaga Al Bahjah, kel. Sendang Kec. Sumber, Kab. Cirebon, Jawa Barat. Ia memiliki latar belakang pendidikan sebagai berikut:
- Belajar di Madrasah Diniah Al-Falah di Blitar selama 8 tahun di bawah asuhan Al-Murabbi KH. Imron Mahbub.
- Belajar Al-Qur’an di Blitar kepada Kyai Muhammad Ruba’i Marzuqi, murid dari KH. M. Arwani Kudus.
- Belajar di ponpes Darullughah Wadda'wah Bangil – Pasuruan selama 8 tahun di bawah asuhan Al-Murobbi Al-Habib Hasan Bin Ahmad Baharun
- Belajar 9 (sembilan) tahun di Hadhramaut kepada para ulama di Tarim dan Mukalla – Hadramaut-Yaman di bawah asuhan Al-Murobbi Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun dan Al-Murobbi Al-Habib Idrus bin Umar Al-Kaf
Demikian informasi singkat dan pencerahan mengenai karunia dan musibah bagi ahli iman. Semoga dapat menjadi pembelajaran.
Kontributor : Mutaya Saroh
Baca Juga: Niat Menikahi Janda untuk Membantu, Bolehkah? Ini Kata Buya Yahya