Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dideklarasikan untuk menjadi calon presiden 2024. Deklarasi itupun dinilai sulit ditolak Anies.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin mengatakan deklarasi dukungan untuk Anies maju sebagai capres merupakan hal yang wajar dilakukan.
"Itu bagian dari kreativitas relawan yang ingin Anies maju sebagai Capres. Keinginan relawan tersebut tentu sulit ditolak Anies. Soal deklarasi relawan terhadap Anies itu hal yang wajar," kata Ujang kepada Suara.com, Jumat (22/10/2021).
Meski demikian, Ujang mengatakan adanya deklarasi harus dikalkulasi dengan matang, termasuk hal-hal substansi dan pokok dalam pencapresan.
Anies kata dia, tentunya butuh dukungan koalisi partai politik jika ingin menjadi calon presiden. Sehingga adanya dukungan dari relawan saja tidak cukup tanpa kendaraan politik.
"Peran relawan sangat penting dalam Pilpres. Namun soal persyaratan di atas tak boleh dipandang sebelah mata. Karana persyarakat itu pokok. Jika tak dapat partai, maka sulit juga jadi capres," ujar Ujang.
Kendati Anies memiliki modal dengan elektabilitasnya yang terbilang tinggi, tetapi itu belum cukup. Ditambah Anies saat ini tidak didukung partai manapun. Setidaknya untuk maju Pilpres, Anies butuh logistik dan sosok cawapres yang tepat sebagai pendamping.
"Begitu juga jika elektabilitasnya rendah, akan sulit menang. Jika logistik sedikit juga berat. Karena kita tahu, Anies akan berhenti jadi Gubernur di Oktober 2022,"
Selain itu, Ujang menyebut masa jabatan Anies yang akan berakhir 2022 juga menjadi tantangan. Anies yang tidak lagi punya jabatan dianggap tidak memiliki panggung untuk terus mempertahankan elektabilitasnya.
Baca Juga: Selalu Menghindar Saat Ditanya Soal Capres 2024, Ada Apa dengan Ganjar Pranowo?
Karena itu Anies membutuhkan dukungan dari segala aspek.