Ustadz Khalid menyadarkan para mukmin lainnya agar tidak terjebak pada perasaan berpuas diri.
Agar nasehat tidak terjebak pada perasaan berpuas diri ini mengena di hati para mukmin lain dan menyadarkan mukmin yang terlanjur melakukannya supaya bertaubat, Ustadz Khalid memberikan contoh atau penggambaran situasi kedua dengan cara yang kurang lebih sama.
Ustad membuat percakapan seperti berikut ini:
Ustadz Khalid : "Kamu sholat Jumat tidak?"
Mukmin : Saya dulu pernah sholat Jumat.
Ustadz Khalid : dulu?
Ustadz Khalid : Kamu sholat malam tidak?
Mukmin : Saya dulu pernah sholat malam, tapi sekarang sudah sebulan tidak sholat malam.
Ustadz Khalid: Subhanallah. Sekarang, selama kamu masih hidup, bagaimana?
Akhir dari percakapan itu jelas ditujukan untuk memperingatkan mukmin yang lupa diri, mengira semua amalan baiknya diterima dan sombong tidak mau melakukannya lagi.
Ustadz Khalid Basalamah mengakhiri kultumnya dengan mengatakan seorang mukmin sejati tidak akan pernah berpuas diri dengan amalan-amalan sholeh yang sudah dilaksanakannya. Dia akan senantiasa sibuk untuk terus menambah kualitas diri dan kuantitas amalan shalehnya.
Sebab ada rasa khawatir amal tidak diterima, yang itu artinya ruh sanubarinya peka, tidak sombong, dan terus dapat mengingatkan diri sendiri untuk berbuat baik dan beramal saleh selamanya tanpa mengingat-ingat apa yang telah dilakukan kemarin.
Hati kecil orang mukmin mengetahui kalau amalan saleh kemarin sedang ditangguhkan oleh Allah SWT alias belum diterima. Seperti itulah penjelasan Ustadz Khalid Basalamah tentang rasa khawatir amal tidak diterima oleh Allah SWT.
Kontributor : Mutaya Saroh
Baca Juga: Besarnya Pahala di Balik Cobaan Dunia, Ceramah Ustadz Khalid Basalamah