Suara.com - Seorang mahasiswi bernama Liron Lavi Turkenich merancang sistem penulisan yang menggabungkan aksara Arab dan Ibrani sebagai tugas akhir di perguruan tinggi.
Menyadur Forward Rabu (3/11/2021), sebelumnya dia tak dapat membayangkan naskahnya akan menjadi pameran utama paviliun Israel di World Expo 2020 di Dubai.
Aksara yang diciptakan Turkenich sangat berguna di masa depan karena memungkinkan bahasa Ibrani dan Arab dibaca dari teks yang sama.
Naskah itu kemudian diperluas setelah Abraham Accord, perjanjian diplomatik yang ditandatangani Israel untuk menormalkan hubungan dengan UEA dan negara-negara Arab lainnya.
Turkenich adalah orang pertama yang terinspirasi untuk membuat sistem penulisan dengan pendidikannya di Haifa.

Ini adalah salah satu kota paling terintegrasi di Israel di mana orang Yahudi dan Palestina sering bercampur dan bahasa Arab digunakan di mana-mana.
Tetapi Turkenich menyadari bahwa dia cenderung mengabaikan bahasa itu, yang tidak dia mengerti, dan secara otomatis memperhatikan bahasa Ibrani yang dia mengerti.
Ketika membaca artikel dokter mata Prancis abad ke-19 yang menulis bahwa hanya setengah bagian atas huruf Latin yang benar-benar diperlukan untuk memahami apa yang mereka katakan, dia lalu mencobanya dalam bahasa Ibrani.
Dia menemukan hanya bagian bawah huruf yang dibutuhkan dalam bahasa Ibrani sedangkan dalam bahasa Arab, hanya bagian atas yang diperlukan.
Baca Juga: Viral Bungkus Tempe Bertuliskan Huruf Arab, Bikin Publik Berdebat
Dengan menggabungkan bagian atas karakter Arab dan bagian bawah karakter Ibrani, Turkenich menciptakan Aravrit.