Setelah berada di laut sekitar dua minggu, kapal ini biasanya bongkar muatan di pelabuhan. Lalu, setelah menyiapkan perbekalan, mereka kembali melaut.
"Begitulah pekerjaan jadi nelayan di sini. Durasinya kami lakukan selama tiga bulan. Setelah itu kami mendapatkan jatah cuti dua minggu di darat," kata Aslam.
"Sehabis putaran tiga bulan ini, saya akan mendapat libur selama dua minggu," ucapnya.
Penghasilan bersih sekitar Rp30 juta
Soal bayaran, Aslam menyebutkan gaji yang mereka terima dibayarkan setiap tanggal 8 dan tanggal 22.
Rekan Aslam, Arfan Uddin, mengatakan penghasilan bersih yang mereka peroleh sekitar Rp30 juta setelah dipotong dengan pengeluaran untuk makan.
Bagi Arfan, tantangan terberat yang dia alami di kapal trawl yakni harus banyak belajar karena ini pengalaman pertamanya.
"Saya harus belajar menjahit jaring, cara menata ikan di wadahnya serta menyusun wadah di palka," ujarnya.
Pria yang telah memiliki seorang anak berusia enam bulan ini mengaku masih harus belajar juga persiapan ketika bongkar muat di pelabuhan.
"Kita harus mengecek jaring, tali kawat penarik jaring dan membongkar puluhan ton ikan," kata Arfan.
Baca Juga: Australia Umumkan The Base dan Hizbullah Sebagai Organisasi Teroris dan Terlarang
Meski kedengarannya mudah untuk datang ke Australia dan bekerja di kapal ikan, namun Arfan menyebut apa yang dialaminya tidaklah segampang itu.