Mengapa Tes Cepat COVID-19 Dilarang di Cina?

Rabu, 16 Februari 2022 | 10:37 WIB
Mengapa Tes Cepat COVID-19 Dilarang di Cina?
DW

“Karena tes antigen tidak begitu sensitif terhadap beban virus yang rendah, kasus negatif palsu dapat mengancam strategi nol-Covid,” kata Chen dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Yale kepada DW.

Chi dari Oregon State University juga menunjukkan, tidak seperti Cina, negara-negara yang telah menggunakan RAT dalam jumlah besar, telah mengubah tujuan tindakan pengendalian pandemi menjadi pencegahan gejala serius dan kematian.

“Jika tujuannya untuk mencegah gejala serius dan kematian, serta mencegah rumah sakit kelebihan beban, maka negara-negara ini tidak perlu terlalu peduli seberapa akurat tesnya,” jelasnya.

"Yang mereka pedulikan adalah mencegah jumlah infeksi agar tidak lepas kendali."

Selain itu, faktor non-medis lainnya juga dapat berkontribusi pada keputusan Cina untuk tidak menggunakan RAT dalam skala besar, kata Chi.

“Karena RAT sebagian besar dilakukan oleh warga di rumah, pihak berwenang di Cina mungkin kurang percaya pada hasil tes tersebut,” katanya kepada DW.

Dalam sebuah wawancara dengan China News Weekly yang dikelola pemerintah Cina, Bo-lin Tang, Direktur Penjualan Ningbo Dasky Life Science mengatakan, salah satu alasan mengapa RAT berkembang lambat di Cina adalah karena hampir tidak ada pasar untuk tes cepat.

“Karena tes PCR dipandang sebagai standar emas di Cina dan kapasitas pengujian negara itu dapat memenuhinya, tidak ada ruang untuk tes antigen cepat,” katanya.

Selain itu, karena Administrasi Produk Medis Nasional Cina (NMPA) menggunakan proses yang panjang untuk meninjau alat tes COVID-19, Tang mengatakan produsen mungkin merasa kesulitan untuk melewati proses resmi dan mendapatkan sertifikat yang dikeluarkan oleh NMPA Cina.

Baca Juga: Tes Cepat Molekuler dan Jalur Khusus Disiapkan Sambut Pelancong Singapura di Nongsa

Menggabungkan kekuatan tes RAT dan PCR Salah satu solusi menggabungkan manfaat tes RAT dan PCR mungkin ada di depan mata bagi warga negara Cina.

Dalam studi peer-review yang diterbitkan dalam jurnal Nature Biomedical Engineering pada hari Senin (14/02), para ilmuwan Cina dari Universitas Fudan Shanghai mengatakan, mereka telah mengembangkan tes COVID-19 yang dapat memproses hasil seakurat tes PCR dalam waktu kurang dari empat menit.

Para peneliti mengumpulkan sampel hidung dari 33 pasien PCR-positif COVID-19, 23 pasien PCR-negatif, enam pasien positif influenza, dan 25 sukarelawan sehat.

Tes tersebut secara akurat memproses semua kasus tanpa kesalahan dalam waktu kurang dari empat menit, menurut penelitian tersebut.

Namun, karena penelitian dilakukan pada sampel kecil, pakar Universitas Johns Hopkins Andrew Ching mengatakan kepada DW, hal itu hanya akan membuat perbedaan jika tingkat akurasi 100% dapat bertahan dalam uji sampel yang lebih besar.

Chunhuei Chi meyakini, RAT mungkin tidak akan mendapatkan kepercayaan dari otoritas Cina dalam waktu dekat.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI