Belanda Minta Maaf kepada Indonesia Atas Kekerasan Setelah Perang Dunia II

SiswantoABC Suara.Com
Minggu, 20 Februari 2022 | 14:02 WIB
Belanda Minta Maaf kepada Indonesia Atas Kekerasan Setelah Perang Dunia II
Ilustrasi: Gabungan relawan rescue membentangkan bendera Merah Putih ukuran 10x5 meter di Kali Ciliwung, Jakarta, Minggu (22/8/2021). [ANTARA FOTO/Galih Pradipta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia pada hari Kamis (17/02), setelah tinjauan sejarah menemukan bahwa Belanda telah menggunakan "kekerasan yang berlebihan" dalam upaya untuk merebut kendali bekas jajahan mereka setelah Perang Dunia Kedua.

Perdana Menteri Rutte menyampaikan temuan studi tersebut, yang mengatakan bahwa militer Belanda telah terlibat dalam kekerasan yang sistematis, berlebihan dan tidak etis selama perjuangan kemerdekaan Indonesia 1945-1949, dan ini telah dibenarkan oleh pemerintah dan masyarakat Belanda pada saat itu.

"Kita harus menerima fakta yang memalukan ini," kata Rutte di konferensi pers setelah temuan itu dipublikasikan.

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada rakyat Indonesia hari ini atas nama pemerintah Belanda."

Hasil tinjauan yang didanai oleh pemerintah Belanda pada tahun 2017 dan dilakukan oleh akademisi dan pakar dari kedua negara, dipresentasikan pada hari Kamis (17/02) di Amsterdam.

Kekerasan oleh militer Belanda — termasuk tindakan seperti penyiksaan yang sekarang akan dianggap sebagai kejahatan perang — dilakukan dengan "sering dan meluas," kata sejarawan Ben Schoenmaker dari Netherlands' Institute for Military History, salah satu dari lebih dari dua lusin akademisi yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

"Politisi yang bertanggung jawab telah menutup mata terhadap kekerasan ini, dan begitu pula otoritas militer, sipil dan hukum, mereka membantunya, mereka menyembunyikannya, dan mereka hampir tidak atau tidak menghukumnya sama sekali," katanya.

Sekitar 100.000 orang Indonesia tewas sebagai akibat langsung dari perang.

Pada tahun 1969 pemerintah Belanda menyimpulkan bahwa pasukannya secara keseluruhan telah berperilaku benar selama konflik, tetapi mengakui pada tahun 2005 bahwa mereka "berada di sisi sejarah yang salah".

Baca Juga: Revolusi Kemerdekaan dan Kekerasan Ekstrem Tentara Belanda dan Indonesia

Pada Maret 2020, saat berkunjung ke Indonesia, Raja Willem-Alexander menyampaikan permintaan maaf yang tidak terduga atas kekerasan yang dilakukan Belanda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI