"Yang berpeluang untuk mendampingi Anies Baswedan adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Ketua Umum Partai Demokrat setelah melihat hasil survey SMRC yaitu sebanyak 2,6 persen dibandingkan dengan Salim Segaf Al-Jufri (PKS) 0,0 persen," jelasnya.
Sementara pada poros ketiga, ada Prabowo Subianto (21,9 persen) atau Partai Gerindra. Dengan berbekal 78 kursi, Gerindra masih membutuhkan koalisi satu partai. PAN (44 kursi) cenderung menjadi opsi untuk melengkapi tiket capres/cawapres sehingga total 122 kursi.
"Yang berpeluang mendampingi Prabowo Subianto adalah Sandiaga Uno dengan 5,8 persen dan Zulkifli Hasan dengan 0,2 persen. Poros ini mengarah pada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," ucapnya.
Mochtar juga menambahkan, kalau sisa partai yang belum terpolarisasi adalah Golkar (85 kursi) dengan kandidat Airlangga Hartarto 0,4 persen, PKB (58 kursi) dengan kandidat Abdul Muhaimin Iskandar (0,1 persen), PPP (19 kursi) yang belum memiliki kandidat.
Menurutnya, sangat kecil kemungkinan terbentuk poros keempat dengan minimnya elektabilitas kandidatnya. Sehingga ia meyakini partai-partai lainnya kemungkinan besar akan bergabung dengan tiga poros utama capres.
"Kalau membaca hasil survei Charta Politika pada Desember 2021 pemilih Golkar dominan 26,5 persen memilih Ganjar Pranowo, PKB 31 persen memilih Ganjar Pranowo, dan PPP 5,9 persen memilih Ganjar Pranowo. Artinya poros keempat sulit untuk diwujudkan."