Keduanya menjaga hubungan baik dengan pihak Barat maupun dengan blok Timur, dan keduanya tidak masuk NATO atau bergabung dengan Pakta Warsawa.
Namun, setelah Putin memerintahkan militer Rusia untuk menyerang Ukraina, Swedia meninggalkan posisi netralnya.
Perdana Menteri Magdalena Andersson menerangkan, negaranya akan mengirim rompi anti peluru dan senjata anti tank ke Ukraina.
Finlandia juga sekarang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi anggota NATO.
Menurut jajak pendapat terakhir, 53 persen warga Finlandia akan mendukung langkah itu.
Sepak terjang Rusia membuat banyak negara sekarang merasa perlu berlindung pada NATO, untuk mendapat jaminan dan rasa aman yang lebih besar.
Perubahan besar juga terjadi di kancah politik Jerman.
Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam sidang istimewa parlemen hari Minggu (27/02) menekankan, Jerman akan meningkatkan anggaran militernya secara signifikan.
Yang lebih mengejutkan lagi, Jerman sekarang memutuskan akan mengirim persenjataan ke Ukraina.
Baca Juga: Ingin Ikut Berjuang Bela Ukraina, 70 Pria Jepang Daftar Jadi Sukarelawan
Sebelumnya, selama puluhan tahun Jerman berpegang pada prinsip tidak mengirim senjata ke kawasan konflik.
Pemerintah Jerman juga menegaskan akan secepatnya "melepaskan diri dari ketergantungan energi dari Rusia." (hp/ha)
