"Sampanye kalo tidak salah termasuk minuman keras yang diharamkan dalam Islam bu. Meskipun sduda menjadi tradisi dalam perayaaan podium di motogp tapi ketentuan haram tidak bisa ditawar, apalagi sekedar demi perayaan seperti ini. Jadi sudah bagus itu tidak ada sampanye di perayaan podium motogp di Mandalika," komentar warganet.
"Lha wong pakai pawang hujan aja sampai sekarang masih pada ribut apalagi nyemprot sampanye," ujar warganet.
"Aahh si ibu.. pura-pura tidak tau ya? Kira-kira bagaimana reaksi mayoritas nanti ketika minuman haram tsb dihamburkan. Melihat aksi pawang hujan aja segitu hebohnya berkomentar, apalagi champagne yang dibuang begitu?" imbuh yang lain.
"Saya juga menunggu momen itu tp memang tidak dilakukan padahal sudah disiapkan wkwkwk, lantas buat apa disiapkan kalau tidak digunakan, saya tau itu haram tapi itu tradisi mereka biarlah mereka lakukan, masa iya ga ada toleransi," tulis warganet.
Hingga kini, belum ada penjelasan mengenai tidak adanya selebrasi sampanye di ajang MotoGP Mandalika 2022 pada Minggu (20/3/2022).
Diketahui, sejarah selebrasi sampanye ini sebenarnya bukan baru-baru ini terjadi. Pembalap yang berhasil meraih podium 1, 2 dan 3 akan diberikan minuman beralkohol dengan botol berukuran besar.
Champagne merupakan minuman alkohol yang disemprotkan oleh pembalap yang berhasil memenangkan ajang kejuaraan dan meraih podium. Masing-masing pembalap akan diberikan satu botol champagne atau disebut juga dengan sampanye.
Pembalap akan menyemprotkan satu sama lain champagne yang ia dapatkan kemudian meminumnya sedikit. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa bahagia mereka karena berhasil menjadi juara.
Baca Juga: Pedas! Roy Suryo Kritik MotoGP Mandalika Ambyar: Bagai Masakan Rebusan dan Kukusan