Suara.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sadar betul bahwa sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Di masa pandemi Covid-19, jumlah UMKM terus meningkat. Hal ini membuat Pemkot Surabaya berupaya untuk terus berinovasi untuk menjawab sejumlah tantangan yang ada.
Terbaru, pemkot menjalin sinergi dengan puluhan hotel berbintang di Kota Pahlawan. Sinergi itu berupa komitmen dukungan penggunaan produk UMKM dan memberdayakan minimal 50 persen pekerja dari masyarakat setempat.
Kerja sama ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama (NKB) antara Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dengan perwakilan dari 46 hotel se-Kota Pahlawan. Penandatanganan ini berlangsung di halaman Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/3/2022).
"Dengan kekuatan yang luar biasa antara pemerintah kota dengan semua stakeholder, maka saya yakin, kemiskinan, pengangguran dan permasalahan di Kota Surabaya bisa kita selesaikan dan lewati," kataEri.
Sebagai upaya menggeliatkan sektor perekonomian, pemkot terus membuka kesempatan lebar bagi setiap investor yang ingin menanamkan modalnya di Surabaya. Tentu saja dengan kemudahan akses perizinan dan infrastruktur yang memadahi, Kota Pahlawan menjadi salah satu destinasi primadona investasi di Indonesia.
"Membangun kota arus dengan kebersamaan dan gotong royong. Karena itu, kalau ada investasi masuk, jangan pernah ganggu investasi di Surabaya. Tapi ketika investasi itu ada, maka secara otomatis saya sampaikan harus bisa menarik warga sekitarnya," tambahnya.
Saat ini, sejumlah rencana investasi telah siap direalisasikan. Kota Surabaya juga tetap konsisten mencatatkan diri sebagai destinasi investasi utama di Indonesia. Bahkan pada tahun 2021, capaian investasi di Surabaya mencapai Rp29,22 triliun dan menjadi yang tertinggi kedua di Indonesia.
”Investor yang masuk ke Surabaya pastinya akan membutuhkan mitra untuk menunjang supply chain bisnis maupun operasional perusahaannya. Di situlah pintu kolaborasi dengan UMKM terbuka dan akan kami fasilitasi,” paparnya.

Salah satu bentuk kemitraan tersebut telah ditunjukkan oleh 46 hotel di Surabaya, puluhan akomodasi jasa penginapan siap melengkapi kebutuhan hotelnya dengan produk-produk UMKM kebanggaan Kota Pahlawan, termasuk melengkapi kebutuhan tenaga kerja minimal 50 persen berasal dari warga Surabaya.
Baca Juga: Telkom Hadirkan Creative UMKM Talks untuk Memotivasi UMKM Agar Bertahan di Era Pandemi
Meski begitu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga meminta, agar setiap produk UMKM juga memperhatikan harga maupun kualitasnya. Setiap produk UMKM yang dikirim sesuai dengan kebutuhan dan standar yang diinginkan pihak hotel.
"Karena itu, pemkot membantu meningkatkan kemampuan dari UMKM kita, sehingga produknya bisa diambil oleh hotel-hotel sesuai standarnya," ujar dia.
Wali Kota Eri Cahyadi memastikan, Pemkot Surabaya tak sekadar memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM. Bahkan melalui Surabaya Kriya Gallery (SKG), UMKM diberi pembinaan agar kualitasnya naik kelas.
Ada pendampingan, riset pasar, hingga product development dilakukan melalui SKG. Oleh sebab itu, pemkot juga melakukan kurasi kepada setiap produk UMKM yang akan dihadirkan di hotel Surabaya.
"Seperti sandal hotel, makanan kecil (kue), kebutuhan seperti sabun, tusuk gigi itu semuanya bisa dipenuhi Pemkot Surabaya. Juga ada sayur-sayuran. Setelah itu, tenaga kerjanya minimal 50 persen harus orang Surabaya dan ini semua harus disepakati," harap dia.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Surabaya, Wiwiek Widayati menjelaskan, penandatanganan kerja sama bertujuan untuk mengoptimalisasi penggunaan produk UMKM dan memberdayakan masyarakat sekitar. Ini sebagaimana bentuk tanggung jawab pemkot dan stakeholder dalam meningkatkan pembangunan perekonomian Kota Surabaya.