Komunitas Australia Termasuk dari Indonesia Susun Panduan Terminologi LGBT

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 29 Maret 2022 | 12:22 WIB
Komunitas Australia Termasuk dari Indonesia Susun Panduan Terminologi LGBT
Para aktivis LGBT bergembira di luar gedung parlemen di Taipei, Taiwan, Rabu (24/5/2017), seusai mendengar putusan dilegalkannya pernikahan sejenis di negeri itu. [Sam Yeh/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah lama Anastasia Lee berusaha mencari kata yang tepat untuk mendeskripsikan dirinya dalam bahasa Vietnam.

Jika ia bisa mendapatkannya, ia mengaku akan seperti "pulang kampung".

"Rasanya seperti pulang kampung, berjumpa dengan ibu, dan dia tahu apa yang harus dikatakan dan apa yang harus ia masak tanpa kita harus memintanya," ujar Anastasia.

Untuk menemukan kata yang tepat, Anastasia, transpuan yang pindah dari Vietnam ke Australia saat masih remaja, terlibat dalam inisiatif untuk menyusun panduan terminologi LGBTIQA+ dalam bahasa lain, selain bahasa Inggris.

"Saya masih tidak tahu bagaimana menyatakan identitas saya sebagai seorang warga Vietnam, meski lancar berbahasa Vietnam," katanya.

Menurutnya kata-kata dalam bahasa Vietnam untuk mendeskripsikan komunitas dan konsep LGBTIQA+ seringkali bersifat merendahkan atau menghina.

'Queer' tidak bisa asal dibicarakan di Indonesia

Saat ini panduan terminologi dan sumber terjemahan sedang dikembangkan oleh RMIT University di Melbourne bersama dengan AGMC, lembaga tertinggi untuk komunitas lesbian, gay, biseksual, trans, interseks, dan queer di Australia dari berbagai kalangan budaya dan kepercayaan.

Koordinator proyeknya, Budi Sudarto, mengatakan meski sudah ada sumber referensi yang lain, proyek ini punya keunikan tersendiri yakni mengizinkan anggota komunitas LGBTQIA+ untuk menyusun panduannya sendiri.

Budi yang  besar di Indonesia mengatakan "karena situasi sosial, kebudayaan dan politik [di Indonesia], hal berbau queer tidak bisa asal dibicarakan".

Baca Juga: Perda Penyimpangan Seksual Kota Bogor: Kelompok LGBT Merasa Terancam

"Akronim yang ada terkait dengan stigma sosial tertentu dan ini merupakan hasil dari kebudayaan heteronormatif yang berakar dari budaya patriarki, ini berasal hasil dari sejarah panjang diskriminasi."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI