Sebagai jalan tengah, Le Pen mengatakan, pemerintahannya akan membuka keran impor daging halal untuk menggantikan produksi nasional yang perlahan akan diturunkan volumenya.
Dia mengaku "tidak akan menutup toko daging halal atau kosher di Prancis.” Tapi dengan populasi muslim dan Yahudi terbesar di Eropa Barat, ancaman larangan produksi daging halal/kosher di Prancis bisa berdampak kepada komunitas di negara lain.
Larangan produksi daging halal atau kosher sejauh ini sudah diterapkan di Denmark, Swedia, Slovenia, Swiss, Islandia dan Norwegia.
Tidak lama lagi, kedua wilayah Flandria dan Wallonia di Belgia akan mengikuti langkah serupa. Larangan itu kini digugat oleh Kongres Yahudi Eropa ke Mahkamah Hak Asasi Eropa. Usulan Le Pen itu ditentang oleh Presiden Emmanuel Macron.
Dia menolak "Prancis yang melarang warga muslim dan Yahudi mengkonsumsi makanan sesuai perintah agama.” Dia diunggulkan mendapat 54% dalam jajak pendapat teranyar yang dipublikasikan Kea Partners, Jumat (15/4).
Keunggulannya bisa menipis jika Le Pen mampu memobilisasi pemilih kanan Prancis. Tingkat keikutsertaan pemilu penentuan diprediksi akan berkisar pada angka 69 persen.
Secara matematis, Le Pen masih berpeluang menang. "Kita belum pernah sedekat ini untuk mendapat rejim ekstrem kanan,” kata Gutmann, warga Yahudi Prancis. "Sirene tanda bahaya sudah berbunyi,” timpalnya. rzn/as (ap,dpa)
