Bahwa hal itu mengecewakan Ukraina dan merupakan kesalahan, hal itu diakui sendiri oleh Steinmeier.
Jadi tidak mengherankan, bahwa komitmen Jerman untuk Ukraina selama ini terutama berupa bantuan keuangan yang sangat besar untuk perekonomiannya.
Tetapi salah jika menuduh Steinmeier punya niat buruk. Frustrasi Ukraina diperparah oleh satu hal lain: rencana kunjungan Kanselir Olaf Scholz ke Kyiv belum terwujud, karena masih ada keraguan atas pengiriman senjata lebih banyak ke Ukraina dan sanksi lanjutan terhadap Rusia.
Bisa dimengerti, jika Zelensky segan menerima kepala negara Jerman di zona perangnya. Ukraina sedang berjuang untuk kelangsungan hidupnya, dan membutuhkan keputusan tegas dan bukan tindakan-tindakan simbolis.
Menolak presiden Jerman berefek buruk bagi diplomasi
Namun tetap saja, keputusan untuk menolak Steinmeier adalah pandangan yang picik, dan secara diplomatik merupakan bencana politik dan kelalaian untuk berpikir dalam jangka panjang.
Motif Zelensky mungkin bisa dimengerti, tapi itu tidak berarti dia melakukan langkah yang benar. Dengan mendeklarasikan Steinmeier praktis sebagai persona non grata, pemerintah Ukraina sedang menghancurkan jembatan diplomasi.
Rencana kunjungan Olaf Scholz ke Kyiv sekarang makin tidak pasti. Penolakan Zelensky juga merupakan pukulan bagi bergitu banyak dukungan dan simpati yang telah dicurahkan Jerman kepada Ukraina.
Dan ada satu orang yang sekarang bertepuk tangan. Presiden Rusia Vladimir Putin akan memanfaatkan kejadian ini untuk propagandanya.
Baca Juga: Jerman Mulai Kumpulkan Bukti untuk Adili Terduga Penjahat Perang di Ukraina
Sayangnya, Zelensky justru memberikan bahan-bahan tertawaan yang sedang dia butuhkan. hp/ts