Virus Herpes Terus Mengintai untuk Aktif Kembali dan Menyerang Tubuh

Kamis, 19 Mei 2022 | 12:03 WIB
Virus Herpes Terus Mengintai untuk Aktif Kembali dan Menyerang Tubuh
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bisa saja itu hanya penyakit influenza biasa atau juga penyakit yang lebih berat. Terutama yang paling ringkih adalahpara pengidap HIV atau juga orang yang mendapat cangkok organ tubuh, dan secara terarah dilemahkan sistem imunitasnya.

Virus HHV-6A menyatu dengan genom sel manusia dan berdiam di sana dalam fase laten, hingga terdapat kesempatan bagus untuk kembali menyerang dan berkembang biak. Sebuah Mikro-RNA tertentu berperan dalam mekanisme reaktivasi virusnya.

"Hampir semua virus Herpes membentuk Mikro-RNA, karena ini sangat penting bagi virusnya. Tapi tidak ada contoh satu spesies pun virus herpes yang membuktikan Mikro-RNA memiliki peran fundamental.

Jika kami non aktifkan Mikro-RNA viral ini, maka virusnya juga akan mati”, ujar pakar virologi Dölken. Sebuah Mikro-RNA virus sebagai regulator utama Mikro-RNA sangat berbeda dengan mRNA, karena tidak bertangung jawab untuk membawa cetak biru protein tertentu.

Mereka termasuk RNA non-coding. Lebih jauh lagi Mikro-RNA ini menyerang metabolisme tertentu pada Mikro-RNA manusia dan mencegah perkembangannya. Sebagai dampaknya, produksi apa yang disebut Interferon type-I akan terganggu.

Ini adalah unsur pembawa pesan, di mana dengan itu sel melaporkan keberadaan virus kepada sistem kekebalan tubuh. "Namun, dipastikan ini bukan satu-satunya mekanisme yang disabot," kata pakar virologi Dölken.

Riset yang mereka lakukan ibaratnya baru menggaruk bagian permukaannya. Mikro-RNA virus memungkinkan virus herpes mengelak dari sergapan sistem kekebalan tubuh. Atau lebih tepat lagi sel B dan Sel T yang mengeliminasi sel manusia yang terinfeksi.

"Sel-sel ini mengenali protein asing bagi tubuh manusia, misalnya dari sebuah virus." "Virus herpes dengan bantuan RNA mampu memprogram ulang sel inang dan menyalahgunakannya untuk keuntungan virus.

Dengan begitu sel B dan sel T yang merupakan sistem kekebalan tubuh yang memiliki memori pada protein asing, tidak mampu lagi mengenali bahwa selnya sudah terinfeksi," papar ahli virologi dari Universitas Würzburg itu.

Baca Juga: Orang Rentan yang Pernah Terinfeksi Virus Herpes Epstein-Barr Berisiko Mengembangkan Multiple Sclerosis

Dari COVID-19 ke herpes ke Long-COVID? Temuan sebuah Mikro-RNA virus yang memegang peranan kunci, semacam "regulator utama” seperti yang disebut oleh Dölken itu, menyebabkan tim periset tidak mungkin melakukan uji coba pada kultur sel untuk mencegah reaktivasi virus herpes.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI