Dibayangi Perselisihan India-AS, KTT Quad Bahas Cina dan Ukraina di Jepang

Rabu, 25 Mei 2022 | 08:47 WIB
Dibayangi Perselisihan India-AS, KTT Quad Bahas Cina dan Ukraina di Jepang
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala negara Amerika Serikat, Jepang, India dan Australia bertemu di Tokyo untuk memperkuat aliansi melawan pengaruh Cina. Namun perselisihan antara India dan AS soal invasi Rusia masih membayangi jalannya pertemuan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan keempat negara sedang menghadapi "masa-masa kegelapan dalam sejarah kita bersama,” katanya merujuk pada invasi Rusia terhadap Ukraina.

Krisis ini "lebih dari sekedar isu Eropa, ia adalah isu global,” imbuhnya.

Keempat negara, yang tergabung dalam forum keamanan Quadrilateral Security Dialog atau Quad, mencanangkan keterbukaan akses terhadap kawasan Indo-Pasifik dan penanggulangan krisis iklim sebagai agenda utama dalam KTT di Tokyo, Selasa (24/5).

Dibentuk sebagai aliansi negara-negara demokratis melawan Cina pada 2017 lalu, Quad kini menjadi kendaraan diplomasi AS untuk kawasan Indo-Pasifik.

"Ini adalah soal demokrasi melawan autokrasi, dan kita harus memastikan bahwa kita akan berhasil,” tutur Biden di awal KTT.

Dalam menghadapi pengaruh Cina, Perdana Menteri Fumio Kishida mengimbau negara Quad untuk "mendengarkan dengan seksama” aspirasi negara-negara jiran di Indo-Pasifik, "untuk membantu menanggulangi tantangan yang mereka hadapi.”

"Tanpa berjalan bersama dengan negara-negara di kawasan, kita tidak akan berhasil,” kata dia, merujuk kepada upaya diplomasi Cina merajut aliansi dengan negara-negara Asia, hingga ke Kepulauan Pasifik, termasuk Kepulauan Solomon.

Hari Selasa (24/5), Kementerian Luar Negeri Cina mengumumkan rencana lawatan Menlu Wang Yi ke delapan negara Kepulauan Pasifik, antara 26 Mei hingga 4 Juni mendatang.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Tipis di Tengah Kekhawatiran Resesi dan Lockdown China

Sementara itu, KTT di Tokyo digunakan oleh para kepala negara untuk bertemu secara langsung dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, yang baru terpilih 21 Mei silam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI