Serangan Rasisme Masih Dialami Warga Keturunan Asia di Australia

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 26 Mei 2022 | 12:02 WIB
Serangan Rasisme Masih Dialami Warga Keturunan Asia di Australia
Ilustrasi Australia (Pixabay/pattyjansen)

Suara.com - Cassandra Au dan suaminya terpaksa meninggalkan liburan mereka di Cook Islands ketika Australia menutup perbatasan internasional di awal 2020, namun pandemi bukan satu-satunya hal yang dialaminya dalam perjalanan pulang dengan pesawat.

Cook Islands adalah sebuah negara kepulauan kecil di Pasifik Selatan dengan penduduk sekitar 17 ribu orang, sekitar 6730 km dari Australia.

"Saya bilang ke suami saya mengapa semua orang di pesawat ini memandang saya dengan kebencian?' kata Cassandra.

"Perempuan yang duduk di depan saya bahkan sengaja beberapa kali berdiri dari kursinya dan batuk ke arah saya selama penerbangan."

Apa yang dialaminya tersebut masih diingat oleh Cassandra Au sampai sekarang.

"Kejadian kecil seperti itu, sikap rasis di sana sini yang sangat melelahkan bagi warga keturunan Asia di Australia," katanya.

Terus berlangsungnya serangan rasisme

Penelitian yang dimuat dalam laporan Being Chinese in Australia (Menjadi Warga China di Australia) yang dibuat oleh The Lowy Institute menunjukkan bahwa satu dari lima warga China di Australia mengalami serangan rasis lebih dari dua tahun setelah dimulainya pandemi COVID-19.

Pekerja sosial yang tinggal di Launceston di negara bagian Tasmania Yanqi Wang mengatakan latar belakang etnisnya masih menjadi masalah bagi beberapa kliennya, yang kemudian meminta agar pekerja sosial lain setelah berbincang dengan Yangi Wang.

Dia mengatakan diskriminasi juga dialaminya di luar kerjaan.

Baca Juga: Kanye West Dicoret dari Daftar Penampil Grammy Awards 2022 Gegara Ujaran Rasisme

"Ada seorang pria yang mengendarai scooter ke arah kami," kata Yangi.

"Tanpa basa basi, dia kemudian berteriak  mengeluarkan kata-kata kotor mengenai orang Asia (f***king Asians).

"Ada juga yang mengatakan 'kembali saja ke negeri asal kamu" or mengatakan kata berkonotasi menghina seperti 'chinks'."

The Lowy Institute melaporkan adanya penurunan sedikit dalam tindakan diskriminasi yang lebih nyata dengan warga China Australia melaporkan 'mereka mendapatkan perilaku berbeda' karena faktor etnis mereka, turun dari 37% menjadi 35%.

Banyak yang juga tidak melaporkan

Namun Erin Chew dari lembaga Aliansi Asia Australia mengatakan angka yang ada mungkin belum menggambarkan keadaan sebenarnya dengan banyak insiden yang tidak dilaporkan karena masalah  bahasa atau karena tidak tahu harus melapor ke mana.

"Banyak di antara mereka menderita tanpa berani melapor, atau mereka tidak mengerti ke mana untuk melapor ketika menghadapi insiden rasisme," kata Erin Chew.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI