"Jadi sama-sama partikel itu dibawa dia akan merusak dan di situ terjadi hambatan aliran nutrisi dari ibu ke bayinya sehingga bayi tidak bisa berkembang atau tumbuh sebagaimana mestinya," kata Dokter Dinda menjelaskan.
Ketika pertumbuhan janin terganggu atau ada hambatan, maka sang ibu tidak bisa memberikan nutrisi lagi. Nutrisi yang terhambat tersebut bisa mengakibatkan bayi terlahir dengan berat badan yang kurang.
"Dan kalau sampai harus dikeluarkan belum waktunya berarti kan begini prematur," ucap Dokter Dinda.
Cara agar terhindar dari polusi udara yang buruk
Agar ibu hamil dan janinnya tetap aman dari polusi udara, Dokter Dinda merekomendasikan untuk menggunakan aplikasi untuk memantau kualitas udara itu sebelum beraktivitas di luar ruangan.
Jika kualitas udara sedang membahayakan, ibu hamil bisa menggunakan masker yang kerapatannya cukup cukup.
"Sehingga si polutan itu nggak bisa tembus kemudian juga kalau di dalam ruangan yang bisa menutup jendela dan menggunakan air purifier," katanya.
Ia menambahkan, para ibu juga harus menyiapkan kehamilan dari dalam dan harus memperbaiki nutrisi dulu untuk persiapan kehamilan maupun misalnya sudah hamil di trimester awal.
Baca Juga: Studi: Paparan Polusi Udara Jangka Panjang Berisiko Tinggi Menyebabkan Covid-19 Parah