Profil Irjen Barito Mulyo Ratmono, Jenderal yang Anaknya Raih Adhi Makayasa Akpol 2025

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Sabtu, 12 Juli 2025 | 19:21 WIB
Profil Irjen Barito Mulyo Ratmono, Jenderal yang Anaknya Raih Adhi Makayasa Akpol 2025
Profil Irjen Barito Mulyo Ratmono. [rayyana.id]

Suara.com - Sebanyak 249 Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Angkatan 57 Batalyon Adhi Wiratama telah resmi dinyatakan lulus melalui Sidang Dewan Akademik Penetapan Kelulusan yang digelar di Akpol Semarang.

Dalam sidang ini, Fathan Putra Rifito ditetapkan sebagai lulusan terbaik dan menerima Piagam serta Medali Adhi Makayasa, penghargaan tertinggi atas prestasi kumulatif terbaik dari seluruh aspek penilaian.

Fathan juga meraih Piagam dan Medali Ati Tanggon, sebagai penghargaan atas nilai karakter terbaik selama masa pendidikan di Akademi Kepolisian.

Fathan merupakan putra dari pasangan Irjen Barito Mulyo Ratmono yang merupakan anggota aktif Polri, dan Hening Fitricia.

Prestasi yang dirain Fathan ini tampaknya tak lepas dari didikan sang ayah. Irjen Barito dikenal sebagai perwira intelektual karena menulis sejumlah buku. 

Seperti apa jejak karier Irjen Barito Mulyo Ratmono di Polri? Berikut profilnya.

Sosok Irjen Barito Mulyo Ratmono

Lahir di Jakarta pada 18 November 1974, jejak Barito Mulyo Ratmono sudah menunjukkan keunikan sejak awal.

Sebagai angkatan pertama dari sekolah bergengsi SMA Taruna Nusantara, ia ditempa dengan disiplin militer dan keunggulan akademik.

Baca Juga: Mau Jadi Perwira Polisi? Cek Besaran Gaji dan Tunjangan Lulusan Akpol di Sini!

Setelah lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1996, Barito pernah menempati sejumlah jabatan strategis.

Dia pernah menjadi Kapolsek di Purwokerto, Kasat Intelkam di Cilacap dan Singkawang, hingga Kapolres di Konawe. Dia juga sempat menjabat sebagai Wakil Direktur Intelkam Polda Jawa Barat.

Dia lalu ditugaskan sebagai Staf Ahli di Badan Intelijen Negara (BIN) di Badan Narkotika Nasional (BNN) dan kini menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Sespimti Lemdiklat Polri.

Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang realitas sosial di masyarakat. Namun, di sisi lain, naluri intelektualnya terus bekerja.

DIa bukan sekadar jenderal dengan deretan bintang di pundak, melainkan seorang pemikir, akademisi, dan penulis yang telah lama membedah ancaman terbesar abad ini: hoax dan perang informasi.

Saat banyak perwira fokus pada karier penindakan, Barito justru menenggelamkan diri dalam dunia kajian ilmu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI