Rakyat Indonesia Diminta Siap Hadapi Ancaman Krisis, Terutama Krisis Pangan

Kamis, 09 Juni 2022 | 09:33 WIB
Rakyat Indonesia Diminta Siap Hadapi Ancaman Krisis, Terutama Krisis Pangan
ILUSTRASI krisis pangan. [ANTARA/Reuters/Lucas Landau/as]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rakyat Indonesia diminta siap-siap hadapi ancaman krisis. Terutama krisis pangan karena dampak perubahan iklim.

Hal itu dikatakan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Widjajanto.

Hanya saja Indonesia belum menuju krisis pangan. Tapi kuadrannya bukan kuadran yang ideal dari skenario yang ada.

"Kalau kita belajar tentang pengelolaan krisis yang pertama, masalah terbesar pada saat kita bersiap menghadapi krisis adalah kita tidak sadar kita menuju krisis masalah terbesar pada saat kita pengelolaan krisis. Kita tidak sadar kita sedang krisis," kata Andi dalam diskusi "Perkembangan Ekonomi, Pangan, dan Geopolitik Dunia" di NasDem Tower, Jakarta, Rabu kemarin.

Diskusi terfokus suatu grup yang digelar DPP Partai NasDem itu digelar dalam rangka menyambut Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem Tahun 2022 yang akan berlangsung pada 15-17 Juni 2022.

Andi menambahkan arahan Presiden Joko Widodo sudah jelas bahwa seluruh pemangku kepentingan harus dapat meningkatkan rasa krisis, sehingga diharapkan bangsa Indonesia akan lebih siap menghadapi krisis apa pun.

"Jadi, yang sering diungkapkan oleh Bapak Presiden, sense of crisis-nya ditingkatkan sehingga kita memiliki sensitivitas-sensitivitas ketika indikator-indikator yang ada bergerak ke arah sana, pada saat kita bergerak ke arah krisis. Nah, tone-nya itu sudah tone survival," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengatakan sudah bisa dilihat bahwa perjalanan sejarah menunjukkan 70 tahun lalu, saat peletakan batu pertama pendirian fakultas pertanian yang kini menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB), Presiden pertama RI Soekarno mengingatkan bahwa persoalan pangan adalah tentang hidup dan matinya suatu bangsa.

Kondisi itu, lanjut Lestari, menuntut semua pihak untuk tidak sekadar berbicara mewujudkan tantangan, tetapi penting mewujudkan kedaulatan pangan yang tercermin dari ketersediaan bahan pangan yang cukup.

Baca Juga: Dubes Rusia Bantah Perang Lawan Ukraina Memperparah Krisis Pangan Global

"Bicara ketahanan pangan, banyak sekali masalah yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kita juga berbicara lahan pertanian produktif yang terus menyusut, kemudian bagaimana berkurangnya jumlah tanah persawahan, alih fungsinya tanah persawahan, dan masih banyak lagi hal-hal yang perlu menjadi perhatian kita semua," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI