PR Berat PKB Usai Berkoalisi dengan PKS: Hapus Stigma Beda Akidah

Jum'at, 10 Juni 2022 | 10:23 WIB
PR Berat PKB Usai Berkoalisi dengan PKS: Hapus Stigma Beda Akidah
Ketua DPP PKB, Jazilul Fawaid. [Suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Kebangkitan Bangsa masih harus menyelesaikan pekerjaan rumah menyusul keputusan mereka berkolaborasi dengan membentuk koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera.

Pekerjaan rumah itu ialah bagaimana bisa menyetop stigma yang selama ini kerap menyebut tidak ada kecocokan antara PKB dan PKS.

"Tentu memang yang harus kita akui bahwa PKB dan PKS ini sering menjadi framing yang kurang baik di masyarakat. Seakan-akan kami tidak bisa bertemu," kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, Kamis (9/6/2022).

"Padahal kami sama-sama mengusung politik untuk kesejahteraan, lahir reformasi, dulu poros tengah," tutur Jazilul.

Jazilul mengatakan PKB harus menjelaskan ketidakbenaran stigma di atas kepada para konstituen pada khususnya dan publik pada umumnya.

"Kami sebenarnya terus terang masih harus menjelaskan kepada PKB, kepada konstituen kami di bawah atas kesalahpahaman bahwa ini beda akidah. Seakan-akan PKS beda akidah dengan PKB," jelasnya.

Hal itu yang benar-benar harus diluruskan oleh PKB untuk melancarkan kolaborasi yang mulai dibangun dengan PKS.

Perihal akidah, Jazilul menegaskan bahwa tidak ada persoalan akidah sebagaimana stigma yang selama ini terpelihara.

"Yang akidah itu juga menjadi bagian yang selalu juga disampaikan atau dilakukan oleh PKB. Jadi itu juga tantangan lah. Kami juga tahu itu bukan perkara mudah buat saya, buat PKB untuk bersama-sama. Demikian juga dengan PKS," ujarnya.

Baca Juga: Sebut Koalisi PKS-PKB Bikin Pilpres 2024 Berwarna, PPP: Tapi Tak Cukup Buat Usung Capres

Kurang Satu Partai

Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi optimis kolaborasi antara PKS dan PKB dengan membentuk koalisi akan menjadi daya tarik tersendiri, bukan saja untuk partai lain, tapi juga kandidat calon presiden.

Ia yakin kehadiran kolaborasi PKB dan PKS ini akan lebih menyemarakan kontestasi Pilpres karena tidak hanya ada dua pasangan. Mengingat koalisi PKB dan PKS disebut-sebut menjadi jalan ketiga di antara koalisi yang telah maupun yang akan ada.

"Kalau PKB dan PKS bergerak bersama dengan kelebihan PKS dan PKB, ini akan menjadi perhatian semua capres," kata Aboe di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Walau optimis menjadi daya tarik bagi capres, diakui Aboe bahwa ada ganjalan untuk bisa mengusung capres. PKB dan PKS masih membutuhkan dukungan dari satu partai untuk bergabung.

Hal itu lantaran perolehan gabungan suara atau kursi PKB dan PKS di parlemen belum cukup atau belum mencapai ambang batas 20 persen untuk bisa mengusung capres lewat koalisi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI