"Dampaknya pada keluarga kami sangat terasa, saya tidak melebih-lebihkan," katanya.
"Saya benar-benar, sejujurnya merasa dan percaya bahwa setiap kami hancur pada hari itu — dan oleh situasi itu, yang tidak seharusnya terjadi.
"Karena faktanya jika bibi saya punya uang, dia pasti akan melakukan aborsi yang aman. Namun nyatanya tidak."
'Dia mewakili setiap perempuan'
Pada Januari 1973, hampir satu dekade setelah Gerri meninggal, Roberta Brandes Gratz bekerja sebagai jurnalis lepas di kota New York.
Dia baru menulis serangkaian artikel tentang akses aborsi dan sedang mengerjakan cerita fitur untuk majalah Ms, yang didirikan oleh aktivis feminis, Gloria Steinem.
"Aborsi sangat ilegal, tetapi banyak perempuan melakukannya," kata Brandes Gratz kepada ABC melalui telepon dari Manhattan.
Menurutnya, pada saat itu aborsi sering menjadi "keputusan hidup dan mati", tetapi pada 22 Januari 1973 tiba-tiba aborsi didefinisikan ulang sebagai hak semua orang Amerika.
"Itu adalah foto yang mengejutkan. Tapi sudah ada begitu banyak cerita perempuan lain yang mengejutkan saya," katanya.
Ketika Mahkamah Agung menjatuhkan putusannya Roe v Wade, warga Amerika mendapatkan akses nasional aborsi sampai sekitar 24 minggu usia kehamilan.
Baca Juga: Kasus Mahasiswi Aborsi Kandungan Berusia 5 Bulan di Kamar Kos, Polisi Ungkap Kondisi Janin
"Saya segera menulis ulang artikel itu bertepatan dengan putusannya, dan kami mengambil foto yang diamankan Departemen Kesehatan Connecticut," kata Brandes Gratz.