“Kami mencoba bergerak melewati orang-orang, berteriak ‘tolong biarkan kami lewat,’ sementara yang lain ada yang berteriak ‘kami sekarat, teman-teman,’ dan ‘kami tercekik’ juga ‘ada yang tidak bisa bernapas’,” kisahnya kepada AFP.
“Saya pingsan saat itu. Saya kehabisan napas dan ada aroma tajam dari semacam semprotan di udara. Saya pikir itu semprotan merica,” katanya.
Ia kemudian siuman setelah seseorang menyemprotkan air padanya.
“Saya terbangun dan menyadari banyak tubuh bergelimpangan di sekitar saya. Saya lihat beberapa orang menyiramkan air, tapi tubuh-tubuh itu tidak bergerak sedikit pun,” katanya melalui sambungan telepon.
“Saya bisa saja mati.”
Salah seorang staf bar, Sifiso Promise Matinise, mengatakan kepada AFP bahwa dirinya memercikkan air ke orang-orang yang tak sadarkan diri untuk membangunkan mereka, karena berpikir mereka mabuk, sebelum akhirnya ia menyadari apa yang telah terjadi.
“Saya melihat dua orang ambruk, mereka tewas,” katanya.
Para penyelidik khusus dari Pretoria telah diterjunkan ke tempat kejadian perkara, namun belum dilakukan penangkapan sejauh ini.
“Para penyelidik terus mencari kemungkinan petunjuk dan jawaban di Bar Enyobeni,” kata juru bicara kepolisian setempat, Thembinkosi Kinana.
Baca Juga: Kelewat Batas, Remaja Putri Aniaya Teman, Korban Hanya Pasrah
Trauma