"Makkah tu punya mathla' sendiri, Pekanbaru punya mathla' sendiri, Makkah punya syuruq sendiri, dan Pekanbaru punya syuruq sendiri. Tak sama, mana bisa kita ikut Makkah. Kalau kita di Pekanbaru ikut Makkah, berarti shalat dhuhur kita jam 15.30 WIB", jawab UAS melalui akun Instagram pribadinya.

Setali tiga uang dengan UAS, Ustaz Adi Hidayat atau dikenal dengan UAH juga memberikan pandangan yang sama mengenai perbedaan waktu Idul Adha antara Indonesia dengan Arab Saudi.
Menurut UAH, kalau berpatokan pada momentum wukuf, maka umat muslim di seluruh dunia harus melaksanakan puasa bersamaan dengan orang yang wukuf. Jika menggunakan kata 'Yaum’ (menunjuk pada waktu), itu artinya bukan ikut momentum wukuf tapi mengikuti waktunya.
"Jadi jatuh puasanya pada tanggalnya, bukan pada momentum wukufnya, jelas ya? Jadi nanti kalau pemerintah menetapkan waktu, misal bersamaan Alhamdulillah, kalau tidak ikuti waktu kita," tegas UAH.
Demikian penjelasan mengenai puasa tarwiyah, puasa arafah hingga alasan perbedaan waktu Idul Adha di Indonesia dengan Arab Saudi. Semoga dapat menambah wawasan untuk Anda semua.