Apakah Nabi Ismail Benar-Benar Disembelih Ayahnya?

Farah Nabilla Suara.Com
Sabtu, 09 Juli 2022 | 21:44 WIB
Apakah Nabi Ismail Benar-Benar Disembelih Ayahnya?
Ilustrasi zaman Nabi Ibrahim dan Ismail. [Pinterest]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Salah satu putra Nabi Ibrahim Alaihi Salam (AS), Nabi Ismail AS, menjadi sejarah awal mula adanya perayaan kurban dalam agama Islam. Kurban diartikan sebagai wujud keikhlasan Ibrahim menyerahkan sang putra, Ismail. Lantas apakah Nabi Ismail benar-benar disembelih ayahnya?

Nabiyullah Ismail lahir di Syam dari seorang perempuan bernama Hajar. Kisah Nabi Ismail tersebut diabadikan dalam Alquran  Surat Ash-Shaffat ayat 100-111.

Disebutkan dalam Al-Quran bahwa Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT agar bisa diberikan keturunan. Doa tersebut kemudian dikabulkan oleh Allah. 

Kemudian, dalam Surat tersebut, Allah SWT menceritakan tentang kekasih-Nya, Nabi Ibrahim AS, bahwa sesungguhnya setelah Allah menolongnya dari kejahatan kaumnya dan ia merasa putus asa dari keimanan kaumnya, padahal mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat yang besar.

Maka, dalam kisahnya disebutkan bahwa Nabi Ibrahim AS hijrah dari kalangan mereka.

Hal tersebut disampaikan dalam Quran Surat  Ash-Shaffat ayat 99-100.

"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerah­kanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (Ash-Shaffat: 99-100)

Lalu, Allah SWT berfirman dalam Quran Surat Ash-Shaffat ayat 101.

Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.” (Ash-Shaffat: 101)

Baca Juga: Setelah Dua Tahun, Kini Warga Kembali Ramaikan Takbiran di Masjid Istiqlal

Anak tersebut adalah Nabi Ismail AS. Nabi Ismail AS lebih tua daripada Nabi Ishaq, menurut kesepakatan kaum muslim dan kaum Ahli Kitab mereka disebutkan bahwa saat Ibrahim memiliki putra, Ismail AS, ia berusia 86 tahun. Dan saat Ibrahim AS memiliki anak, Ishaq, usianya 99 tahun.

Kemudian, dalam Quran Surat Ash-Shaffat ayat 102 disebutkan:

"Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! " (Ash-Shaffat: 102)

Mimpi tersebut kemudian disampaikan oleh Ibrahim kepada putranya. Nabi Ismail dengan tabah menjawab dan menanggapi mimpi tersebut. Nabi Ismail AS meminta kepada ayahnya agar menaati perintah Allah SWT.

Saat tiba harinya, Nabi Ibrahim membaringkan anaknya, Nabi Ismail AS yang siap disembelih. Keduanya mengucapkan persaksian dan menyebut nama Allah untuk melakukan penyembelihan itu, yakni persaksian (tasyahhud) untuk mati.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mengerjakan perintah Allah Swt, sebagai rasa taat keduanya kepada Allah, dan bagi Ismail sekaligus berbakti kepada ayahnya. Demikianlah menurut pendapat Mujahid, Ikrimah, Qatadah, As-Saddi, Ibnu Ishaq, dan lain-lainnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI