"10 menit dari mess ke sini (Bandara Jeddah). Diantar pakai mobil yayasan," ceritanya.
Bersama teman-temannya yang lain, dia bekerja delapan jam sehari di Bandara Jeddah. Bagaimana dengan hari libur? "Libur sekali dalam seminggu. Saya kebagian libur di hari Selasa, karena tiap karyawan beda-beda."
Audia mengaku selama sebulan pertama kerja di Jeddah lebih memilih menghabiskan hari liburnya di kamar mess saja. "Saya belum jalan-jalan ke mana-mana, hanya tiduran dan istirahat saja di kamar," katanya tersipu.
Awal Mula Keinginan Kerja di Arab

Audia bercerita, sebelum memutuskan kerja di Arab Saudi, dia sempat berkuliah di kampung halamannya. Tapi tidak dia selesaikan. "Cuma kuliah satu semester doang, terus berenti," katanya.
Putus kuliah, anak kedua dari lima bersaudara ini memutuskan untuk bekerja. Dia sempat mencoba menjajal peruntungan dengan mencari pekerjaan di Indonesia. "Enggak dapet. Mungkin belum rezekinya."
Kemudian, ada yang menawarinya kerja di Arab Saudi. Dia mendapat informasi lowongan pekerjaan dari tetangganya. Keinginannya kerja di Arab Saudi sempat ditentang orang tua pada awalnya.
"Orang tua sempet enggak ngebolehin. Tapi saya bilang, kalau saya enggak kerja, siapa yang bantu biayain sekolah adik-adik," katanya. Akhirnya orang tuanya mengizinkan dia merantau ke Arab meski dengan syarat.
Dia tidak dibolehkan oleh orang tuanya bekerja sebagai pembantu. "Alhamdulillah yayasan yang saya kerja saat ini memang hanya menyalurkan buat di sini (bandara), kalau enggak, di mall atau di panti jompo."
Baca Juga: KKHI Madinah Gelar Medical Check-up untuk Pantau Kesehatan Jemaah
Bekerja di Terminal Haji bersamaan dengan musim haji 2022, memiliki kesan tersendiri buat Audia. Sebab dia sering bertemu dan berbincang dengan banyak jemaah haji, baik dari Indonesia maupun dari negara lain.