Pemerintahan Marcos diwarnai oleh pembunuhan lawan-lawan politik, pelanggaran besar-besaran hak asasi manusia, korupsi, dan skandal belanja sang istri, Imelda, sementara jutaan rakyat hidup miskin dan negara dililit utang yang menggunung.
Marcos akhirnya tumbang pada 25 Februari 1986 dan melarikan diri ke Hawaii. Ia menetap di sini sampai meninggal dunia pada 28 September 1989.
Noda hitam yang ditorehkan Marcos di lembaran sejarah Filipina ternyata tak menghalangi keluarganya untuk tampil kembali di panggung politik negara tersebut.
Anaknya, Ferdinand Marcos Jr, lebih dikenal dengan Bonbong, menang besar dalam pemilu Mei 2022 dan telah dilantik menjadi presiden, sekaligus melanjutkan dinasti politik yang dirintis sang ayah.
Benazir Bhutto dan Nawaz Sharif
![Benazir Bhutto [Asif Hassan/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/01/18/18569-benazir-bhutto.jpg)
Iklim politik berbeda dari satu negara ke negara lain dan karenanya ada pemimpin yang lebih sering mengasingkan diri dibandingkan pemimpin di negara lain.
Ini yang dialami politisi kenamaan Pakistan, Benazir Bhutto.
Ia dipaksa mengasingkan diri dua kali. Dan dua-duanya memberinya kesempatan untuk menjadi perdana menteri: 1988-1990 dan 1993-1996.
Di puncak popularitasnya, tak lama setelah untuk pertama kalinya menang pemilu, ia adalah salah satu pemimpin perempuan paling dikenal di dunia.
Baca Juga: Negara Bangkrut, Presiden Kabur, Perempuan di Sri Lanka Beralih Jadi Pekerja Seks
Rapat-rapat akbar yang ia hadiri selalu penuk sesak.