Kapan terjadinya tsunami belum bisa ditentukan waktunya, mengingat saat ini belum ada satu pun teknologi yang bisa memprediski kapan terjadinya gempa.
Namun jika dilihat dari posisi pantainya yang berhadapan dengan pusat zona gempa dengan kekuatan magnitude 8,7, Dwikorita mengatakan tsunami dengan ketinggian 10 meter di Cilacap, mungkin saja terjadi.
“Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap," papar Dwikorita mengutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com.
"(Potensi tsunami) sebagai akibat dari gempa bumi dengan kekuatan M = 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut," sambungnya.
Paparan gempa bukan prediksi ataupun ramalan
Dwikorta juga mengatakan jika paparannya mengenai gempa dan tsunamin di Cilacap bukanlah sebuah prediksi ataupun ramalan, sehingga kemungkinan gempa belum tentu terjadi.
Namun berdasarkan hasil analisa dari pakar gempa dan tsunami dengan memperhitungkan segala kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi di wilayah tersebut.
Menurutnya, analisa yang dilakukan sebagai dasar atau acuan untuk melakukan mitigasi atau pencegahan, terutama pada warga yang tinggal dekat daerah tersebut agar lebih siap jika sewaktu-waktu bencana itu terjadi.
Sebagai upaya untuk pencegahan
Lebih lanjut Dwikorta mengungkapkan jika mitigasi bisa dilakukan terlebih dulu, baik itu kesiapan sarana ataupun prasarana hingga terjadinya jalur evakuasi serta tempat yang aman untuk evakuasi.