Menurutnya, menjawab pertanyaan itu akan membuat seseorang selalu sadar atas tuntutan proses serta konsisten dengan tujuan. Firli pun mengungkap formula itu sudah membantunya dalam menapaki karier di kepolisian sampai menjadi Ketua KPK.
Formula tersebut dibuatnya pada tahun 1990 setelah lulus dari Akabri. Firli menciptakan formula itu karena dirinya pernah gagal 5 kali masuk Akbri, yakni dalam rentang waktu tahun 1982 sampai 1987.
“Ini saya buat tahun 1990, begitu saya keluar dari Akpol (dulu Akabri),” imbuhnya.
Ia pun menceritakan momen kegagalannya di masa lalu, di mana pernah gagal masuk Akabri selama 5 tahun beruntun. Setiap tahun mendaftar Akabri karena ingin jadi jenderal polisi, namun nyatanya Firli mengalami kegagalan.
“Tahun 1982 saya daftar Akabri gagal. Tahun 1983 berangkat lagi ke Magelang gagal. 1984 saya daftar lagi berangkat dari Palembang ke Magelang gagal,” ceritanya.
Tiga kali alami kegagalan, Firli akhirnya mendaftar Bintara. Ia diterima sebagai sersan polisi. Walau begitu, Firli tidak menyerah untuk meraih cita-citanya sebagai jenderal polisi.
“Karena punya cita-cita ingin jadi jenderal, gak langsung kawin. 1985 saya daftar lagi Akabri, gagal lagi. 1986 daftar lagi dan gagal lagi. Baru tahun 1987 saya diterima dan lulus Akabri 1990,” katanya.
Belajar dari kegagalannya yang berulang terjadi, Firli kemudian merumuskan formula perencanaan yang dikembangkan ke dalam lima pertanyaan strategis.
Bermodal formula itu, satu per satu berbagai jabatan kepolisian diemban hingga berhasil jadi jenderal bintang tiga dan kini menjabat ketua KPK.
Baca Juga: Connie Desak Presiden Tindak Tegas Jenderal Dudung: Kalau di Luar Negeri Sudah Dihukum Mati
“Lima pertanyaan startegis itu harus saya jawab, dan sampai sekarang masih saya pakai,” tandasnya.