"Optus telah mengirimkan email atau SMS kepada semua pelanggan yang nomer dokumen identitasnya, seperti surat izin mengemudi atau paspor, dibobol karena serangan cyber."
Jika pelanggan belum mendapatkannya, bukan berarti aman tapi karena Optus masih terus berupaya mengontak pelanggan yang data-nya berisiko.
Apa yang bisa dilakukan selanjutnya bisa disimak dalam artikel penjelasan berikut.
Sementara itu firma hukumSlater and Gordon sedang mempertimbangkan 'class action' terhadap Optus atas nama pelanggan yang terpengaruh atas peretasan data.
"Sejak pengumuman penyelidikan yang kami lakukan kemarin kami sudah mendapat ribuan pelanggan yang tertarik untuk berpartisipasi dalam tindakan kami berikutnya," kata Ben Zocco, pengacara senior di Slater and Gordon.
Upaya mengganti surat izin mengemudi
KetikaBernard Sheppard mendengar adanya kebocoran data di Optus, dia sudah menduga akan mengalami dampaknya.
Dia mendapatkan email dari Optus hari Minggu kemarin, tiga hari setelah Optus mengumumkan perusahaannya diretas.
Optus mengatakan data miliknya,termasuk nama, tanggal lahir, email, nomor telepon, alamat dan dokumen seperti SIM dan paspor diretas.
Bernard merasa lebih khawatir karena ia tidak tahu apakahdata SIM atau paspornya yangdibocorkan, meski ia sudah tidak lagi menjadi pelanggan Optus.
Baca Juga: Intel dari Kegelapan Sebut Data Empat Ribu Siswa SMKN 1 Sukabumi Bocor dan Beredar di Forum Hacker
Dia ingin mengubah nomor SIM-nya untukmencegah pencurian identitas, namun VicRoads lembaga otoritas urusan lalu lintas di negara bagian Victoria, mengatakan perubahan SIM hanya bisa dilakukan bila sudah ada bukti SIM-nya disalahgunakan.