Suara.com - Misteri yang menyelimuti kematian diplomat muda, Arya Daru Pangayunan, memunculkan berbagai spekulasi, termasuk kemungkinan adanya sebuah "pembunuhan sempurna" yang dirancang untuk mengelabui penyelidikan.
Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi, menyoroti beberapa celah yang bisa dimanfaatkan pelaku untuk membuat kasus ini seolah-olah adalah bunuh diri. Salah satu fokus utamanya adalah mengenai bukti sidik jari di lokasi kejadian.
Dalam obrolan di podcast Deddy Corbuzier baru-baru ini, pria 72 tahun itu menyatakan bahwa sidik jari bukanlah bukti utama dalam kasus seperti ini.
Menurutnya, pelaku yang cerdas bisa dengan mudah merekayasa keberadaan sidik jari korban untuk menyesatkan penyelidikan.
“Sidik jari itu hanya sebagai the second evidence lah menurut saya, Pak,” kata Ito. Ia menambahkan, “Karena kan, ini kematian tidak wajar. Tapi nanti sidik jari itu akan melihat dari siapa yang kemungkinan dicurigai terlibat.”
Ito Sumardi, yang memiliki pengalaman panjang di dunia reserse, mengungkapkan bahwa pelaku bisa saja melumpuhkan korban terlebih dahulu sebelum melakukan aksinya. Dengan demikian, tidak akan ada tanda-tanda perlawanan dari korban.
“Orang bisa dalam keadaan paralyzed dulu ya, unconsciousness ya, kemudian baru dilakukan pembunuhan,” jelasnya.
Setelah korban tak berdaya atau meninggal, pelaku bisa dengan sengaja menempelkan sidik jari korban pada barang bukti, seperti lakban, untuk menciptakan alibi bunuh diri. Hal ini, menurut Ito, adalah salah satu modus yang mungkin terjadi.
"Sangat bisa, untuk bisa mengacaukan, jadi mengalihkan ke arah seperti itu," tambahnya, menegaskan betapa mudahnya merekayasa bukti sidik jari.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Bahas Arya Daru, Eks Kabareskrim: Banyak Kasus Pembunuhan Dianggap Bunuh Diri
Selain itu, pintu kamar kos yang terkunci dari dalam juga tidak serta merta mengindikasikan bunuh diri. Menurut Ito, dengan teknologi kunci modern seperti smart key, sangat memungkinkan bagi pelaku untuk keluar dan mengunci pintu secara otomatis dari luar.
![Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi dan Deddy Corbuzier [Youtube/Deddy Corbuzier]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/29/11383-mantan-kabareskrim-polri-komjen-pol-purn-ito-sumardi-dan-deddy-corbuzier.jpg)
"Pintu elektronik itu very easy, Pak. Orang masuk, begitu selesai, keluar," paparnya.
Oleh karena itu, Ito menekankan pentingnya penyelidikan yang cermat dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.
Ia mendorong pihak kepolisian untuk mendalami setiap kemungkinan, termasuk skenario pembunuhan yang direkayasa dengan rapi.
Sebelumnya, Ito Sumardi juga blak-blakan membenarkan bahwa banyak kasus pembunuhan di Indonesia yang dikategorikan sebagai tindakan bunuh diri karena ketidakcermatan penyidik.