Keesokan harinya, para kafir Quraisy masih ingin membuktikan kebenaran. Mereka lantas bertanya kepada para musafir.
Sebab menurut ahli sihir, ketika itu sihir hanya tampak di depan mata yang melihatnya, namun tidak akan terlihat di tempat lain.
Akan tetapi para musafir bersaksi bahwa mereka melihat kejadian bulan yang terbelah ketika diperjalanannya.
Nah, dari kejadian itu Allah SWT menurunkan ayat Al-Quran: "Sungguh, telah dekat hari kiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, mereka pun ingkar lagi berpaling seraya berkata, 'Ini adalah sihir yang terus-menerus', dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap", (QS Al Qomar 54: 1–2).
Kenapa hanya tercatat di Al Quran dan hadist?
Membelah bulan adalah sesuatu hal yang sangat ajaib. Pastinya, fenomena bulan terbelah ini juga akan disaksikan oleh manusia lain di berbagai belahan bumi.
Bahkan mungkin rotasi bumi akan terpengaruh karena kejadian luar biasa itu. Akan tetapi, kisah bulan terbelah menjadi dua ini hanya diceritakan dalam Al Quran saja.
Padahal cerita mukjizat Nabi Musa yang membelah lautan juga disebutkan dalam Alkitab, selain Al Quran. Namun mengapa mukjizat Nabi Muhammad yang dianggap lebih besar ini tidak terdapat di catatan lainnya?
Menurut Ustadz Abdul Wahab Ahmad, dikutip dari islam.nu.or.id, setidaknya ada 4 alasan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Baca Juga: Mukjizat Nabi Muhammad Membelah Bulan Menjadi Dua dan Konfirmasinya
1. Minim catatan sejarah di masa lalu