Suara.com - Deklarasi Partai Nasional Demokrat atau NasDem yang mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres 2024, mengundang atensi berbagai pihak.
Terlebih lagi deklarasi ini dimajukan dari rencana awalnya 10 November menjadi 1 Oktober 2022.
Pemajuan deklarasi ini yang kemudian membuat NasDem disebut-sebut mencuri start dari partai lain untuk mengusung Anies sebagai capres.
Hal ini juga dinyatakan oleh pegiat media sosial dan pengamat politik Jhon Sitorus.
![Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) saat pengumuman deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia tahun 2024 di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/10/03/20090-nasdem-deklarasi-calon-presiden-2024-anies-baswedan-surya-paloh.jpg)
"Mustinya tanggal 10 kemarin adalah jadwal deklarasi capres dari partai Nasdem, Demokrat, dan PKS," tulis Jhon Sitorus melalui akun Twitternya pada Selasa (11/10/2022).
"Tapi, Nasdem curi start duluan dengan mengumumkan Anies sebagai Capres tanggal 3. Tanggal 7, Anies malah ketemu Rizieq setelah pagi ketemu AHY," imbuhnya.
Atas kejadian tersebut, Jhon Sitorus menyebutkan bahwa langkah NasDem tampak mempermainankan Partai Demokrat.
"Demokrat dipermainkan oleh NasDem dan Anies."
Cuitan Jhon Sitorus sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
Baca Juga: Anies Baswedan Bantu Umat Hindu di Jakarta, Netizen: Niluh Djelantik Mana, Masih Bilang Intoleran?
"Kan belum ada cawapresnya, mungkin ya si AHY, nemuin si Rizieq mungkin minta dukungan, tau kan kalo si wan ayat mayat gak bisa lepas dari si Rizieq," komentar warganet.
"AHY dibikin binggun sama Paloh. Tapi PKS lebih hati-hati. Kalla aja pusing lihat peta politik saat ini. Ini kepiawaian Mega, Prabowo, Erlanga," imbuh warganet lain.
"Nasdem kemungkinan besar terlibat korupsi FE. Makanya melakukan manuver gak masuk akal yg sangat terburu-buru," tambah lainnya.
"Anirs cari pamswakarsa tapi yang dikawal belum jelas," tulis warganet di kolom komentar.
"10 november bang bukan 10 oktober," timpal lainnya.
Demokrat Soal Deklarasi NasDem