Tragedi Kanjuruhan Belum Tuntas, Wiyono Ayah Korban Meninggal Tagih Janji Jokowi

Kamis, 17 November 2022 | 20:48 WIB
Tragedi Kanjuruhan Belum Tuntas, Wiyono Ayah Korban Meninggal Tagih Janji Jokowi
Presiden Jokowi meninjau lokasi Tragedi Kanjuruhan di Malang, Rabu (5/10/2022). [Arif Budi / Suara.com]

Suara.com - Wiyono, ayah Vera Puspita Ayu, korban meninggal Tragedi Kanjuruhan mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Kedatangannya guna menagih janji Presiden Joko Widodo menuntaskan peristiwa yang mengakibatkan putrinya dan 134 orang lainnya meninggal.

Pernyataan itu disampaikannya usai melakukan audiensi dengan komisioner Komnas HAM, Kamis (17/11/2022).

"Kami mau menagih janjinya Bapak Kepala Negara kita, yaitu Bapak Presiden Ir Joko Widodo yang mengatakan bahwa ini harus diusut tuntas," tegas Wiyono.

Dia juga dengan tegas meminta, agar semua pihak tidak berupaya untuk menutupi kasus ini.

"Tidak ada yang ditutup-tutupi. Itu saja yang saya sampaikan," ujarnya.

Wiyono tidak datang sendiri ke kantor Komnas HAM. Dia bersama puluhan keluarga korban dan korban Kanjuruhan.

Selain untuk menagih janji Jokowi, mereka juga meminta Komnas HAM, menetapkan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM.

Wiyono, ayah Vera Puspita Ayu, korban meninggal Tragedi Kanjuruhan mendatangi kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (17/11/2022). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]
Wiyono, ayah Vera Puspita Ayu, korban meninggal Tragedi Kanjuruhan mendatangi kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (17/11/2022). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]

Seperti yang diungkap Tim Gabungan Aremania yang juga Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan.

Salah satu hal yang bisa disebut sebagai pelanggaran HAM berat ialah genosida atau pembantaian brutal serta sistematis terhadap kelompok.

Baca Juga: Jokowi Canangkan Hilirisasi Industri, Sektor ICT Bisa?

Andy berpendapat kalau pihak kepolisian melakukan hal serupa.

"Peristiwa di Kanjuruhan di 1 Oktober itu ada 6 menit yang mematikan," kata Andy.

Dia bilang selama enam menit anggota Brimob mengeluarkan 45 tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribun Stadion Kanjuruhan.

"Ada tanggung jawab komando di situ yang sangat teroganisir dengan jelas bahwa Brimob melakukan serangan itu bukan secara impulsif tapi sistematis," tuturnya.

Andy juga mengungkap temuan lain, korban meninggal bukan di pintu yang jadi lokasi desak-desakan.

"Kami menemukan bahwa puluhan orang meninggal di tempat di tribun bukan berdesak-desakan di pintu," ucapnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI