Singgung pemimpin rambut putih ala Jokowi dan peci putih
Dalam Reuni 212, Yusuf Martak sempat menyindir politik "rambut putih dan wajah berkerut" yang sempat diungkit Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin yang sangat memikirkan rakyat. Hal itu diungkap dalam agenda reuni PA 212.
"Dan InsyaAllah walaupun rambutnya hitam tapi peci-pecinya putih ini yang menyenangkan bagi saya. InsyaAllah antum semua pulang dengan bercahaya, tidak berkerut mukanya," ujar Yusuf yang disambut sorai peserta reuni.
Sebelumnya, "rambut putih" jadi perbincangan publik karena pidato Jokowi yang menyebut ciri pemimpin yang bekerja untuk rakyat adalah berambut putih dan mempunyai kerutan wajah.
Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan itu ketika berpidato di depan relawan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, beberapa waktu lalu.
Tak undang Anies Baswedan
Satu hal berbeda dari reuni 212 kali ini yakni tidak mengundang Anies Baswedan. Menurut Yusuf Martak, Anies Baswedan berkaitan dengan politik sehingga tak bisa diundang.
Pihak Reuni 212 juga tidak ingin ada politik praktis di acara tersebut alhasil tokoh yang diundang hanya ulama, habib dan ustaz.
Reuni 212 di Masjid At-Tin ditolak GAMII
Baca Juga: Sejarah Masjid At-Tin Lokasi Reuni 212: 'Buah Tin' Untuk Kenang Istri Soeharto
Reuni 212 ternyata sempat mendapatkan penolakan dari massa Geraka Aktivis Mahasiswa Islam Indonesia (GAMII). Mereka berunjuk rassa di depan balai kota dan menuntut PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk menolak izin acara tersebut.
Menurut GAMII, masjid tidak sepantasnya dijadikan lokasi reuni 212 lantaran bisa menjadi tempat provokasi. Mereka juga menyebut acara tersebut berpotensi merusak citra masjid.
Tak sampai di situ, massa GAMII juga menyampaikan pesan tegas kepada umat Islam agar tidak membahas politik di rumah ibadah.
Kontributor : Trias Rohmadoni