Budidaya Sarang Burung Walet
Sejak awal mula keberadaannya, budidaya sarang burung walet menjadi primadona bagi masyarakat yang berada di Kabupaten Kepulauan Meranti, terutama yang berada di daerah kawasan Kota Selatpanjang.
Sejak tahun 2000 sampai saat ini, menjamur ratusan penangkaran burung walet. Hal tersebut berdasarkan pada permintaan komoditas sarang burung walet yang sangat tinggi di wilayah tersebut.
Dari tempat ini, sarang burung walet yang dihasilkan kemudian diekspor ke Singapura dan Hong Kong. Di tempat tersebut juga, harga sarang burung walet kualitas terbaik bisa mencapai harga Rp 20 juta per kg, meskipun disinyalir pola perdagangan melalui pasar gelap.
Tempat ataupun rumah penangkaran burung walet di kawasan Kota Selatpanjang secara umum dimiliki oleh masyarakat yang memiliki kemampuan finansial yang mapan.
Hal tersebut dikarenakan biaya untuk membangun satu rumah biasa atau kayu sendiri bisa mencapai Rp 100 juta. Untuk pemeliharaan rumah walet tidak terlalu sulit terkecuali pada saat awal. Mereka memasang perangkap suara buatan dan membuat sumber makanan walet dari nanas yang mulai membusuk.
Seni Melayu Tari Zapin
Zapin merupakan tarian rumpun Melayu yang didapat melalui pengaruh dari Arab. Mulanya, Tari Zapin ini merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja di istana yang dibawa oleh pedagang pada awal abad ke-16.
Tarian tradisional tersebut bersifat edukatif sekaligus menghibur tentunya. Biasanya juga digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu Zapin yang didendangkan.
Baca Juga: Mengenal Kemenkeu: Lembaga Pimpinan Sri Mulyani yang Disebut Bupati Meranti Berisi Iblis
Sagu