Suara.com - Kepulauan Meranti menjadi perbincangan usai bupatinya, Muhammad Adil emosi soal dana bagi hasil (DBH). Bupati Meranti bahkan sampai nekat menyebut Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berisi iblis buntut persoalan DBH.
Tak hanya itu, Bupati Meranti juga mengancam akan angkat senjata dan bergabung menjadi bagian Malaysia karena merasa pemerintah Republik Indonesia tidak mau mengurusi wilayah dan rakyatnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Adil dalam acara rapat koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah di Pekanbaru pada tanggal 9 November lalu.
Persoalan tersebut membuat publik menjadi penasaran dengan wilayah Kepulauan Meranti yang diancam mau dipindahkan oleh sang bupati ke Malaysia.
Sebagai informasi, Kepulauan Meranti sendiri merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Riau, Indonesia. Jumlah penduduk Kepulauan Meranti berjumlah 206.116 jiwa (2020), dengan memiliki luas wilayah 3.707.84 km persegi.
Kabupaten di Kepulauan Meranti terdiri dari Pulau Tebing Tinggi, Pulau Padang, Pulau Rangsang, Pulau Merbau, Pulau Topang, Pulau Panjang, Pulau Manggung, Pulau Setahun, Pulau Jadi, Pulau Tiga, Pulau Baru, Pulau Paning, Pulau Berembang, Pulau Dedap, dan Pulau Burung.
Adapun nama Meranti sendiri merupakan gabungan dari nama Pulau Merbau, Pulau Rangsang, dan Pulau Tebing Tinggi.
Kepulauan Meranti ini sangat potensial berfungsi sebagai gerbang lintas batas negara/pintu gerbang internasional yang menghubungan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut.
Hal tersebut untuk melengkapi Kota Dumai yang lebih dulu ditetapkan dan memiliki fungsi sebagai kota Pusat Kegiatan Strategis Negara yang berfungsi sebagai beranda depan negara, pintu gerbang internasional, niaga dan industri.
Baca Juga: Mengenal Kemenkeu: Lembaga Pimpinan Sri Mulyani yang Disebut Bupati Meranti Berisi Iblis
Berikut 5 menarik seputar Kabupaten Kepulauan Meranti yang telah Suara.com rangkum dari berbagai sumber.
Budidaya Sarang Burung Walet
Sejak awal mula keberadaannya, budidaya sarang burung walet menjadi primadona bagi masyarakat yang berada di Kabupaten Kepulauan Meranti, terutama yang berada di daerah kawasan Kota Selatpanjang.
Sejak tahun 2000 sampai saat ini, menjamur ratusan penangkaran burung walet. Hal tersebut berdasarkan pada permintaan komoditas sarang burung walet yang sangat tinggi di wilayah tersebut.
Dari tempat ini, sarang burung walet yang dihasilkan kemudian diekspor ke Singapura dan Hong Kong. Di tempat tersebut juga, harga sarang burung walet kualitas terbaik bisa mencapai harga Rp 20 juta per kg, meskipun disinyalir pola perdagangan melalui pasar gelap.
Tempat ataupun rumah penangkaran burung walet di kawasan Kota Selatpanjang secara umum dimiliki oleh masyarakat yang memiliki kemampuan finansial yang mapan.