Pele, 'King Beautiful Game' dan Ikon Budaya

Jum'at, 30 Desember 2022 | 09:19 WIB
Pele, 'King Beautiful Game' dan Ikon Budaya
Pele Memakai Jersey Timnas Brazil (Instagram/@pele)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bintang sepak bola Brasil, Pele meninggal dunia di usia 82 tahun setelah berjuang mengalahkan penyakit kanker. Sosoknya dikenang sebagai bintang sepak bola termasyhur selama beberapa dekade, setelah berhasil menciptakan permainan yang indah dan selalu dikenang.

Menyadur AP, bagi kebanyakan orang Brasil, Pelé adalah fenomena budaya dan sosial. Dia adalah negarawan negara tanpa jabatan, peran yang dia mainkan sejak usia 17 tahun. Dia biasanya mengambil posisi politik yang tenang.

Terlahir miskin di sebuah kota kecil di tenggara Brasil, pemain sepak bola jutawan pertama di negara Amerika Selatan itu muncul di iklan bensin, pasta gigi, minuman tebu, sepeda, soda, sepatu bola, dan Viagra, hingga produk lainnya.

“Pele selalu tahu tempatnya. Jika itu adalah pertemuan dengan Ratu Elizabeth, Paus Yohanes Paulus II, Bono Vox atau hanya seorang anak yang dia temui di jalan, semua orang memperlakukannya dengan hormat,” kata mantan asistennya Pepito Fornos.

“Dia adalah anak laki-laki yang sama dari pedesaan, tetapi ketika dia berbagi meja dengan orang-orang, dia dengan cepat menjadi pusat perhatian,” lanjutnya.

Edson Arantes do Nascimento, atau secara global dikenal sebagai Pelé, meninggal di rumah sakit Sao Paulo pada Kamis (29/12/2022) waktu setempat. Sepanjang kariernya, dia berjalan di garis tipis antara ketenarannya dan aktif mengatasi masalah sosial.

Ia mendirikan sebuah badan amal dengan namanya dan mendedikasikannya untuk membantu anak-anak. Ia menjadi duta PBB. Kendati demikian, dia tidak secara terbuka mendedikasikan banyak waktu untuk aktivisme tujuan tertentu.

Sebagai pahlawan nasional kulit hitam modern pertama Brasil, Pelé jyga jarang berbicara tentang rasisme di negaranya, di mana orang kaya dan berkuasa cenderung berasal dari minoritas kulit putih.

Penggemar lawan bahkan kerap mengejek Pelé dengan nyanyian rasis "monyet" setiap berlaga di kandang ataupun seluruh dunia. Saking banyaknya ejekan rasis yang diterima, dia berkomitmen untuk terus melawannya dengan memberikan permainan sepak bola yang indah.

Baca Juga: Meninggal Dunia, Berikut Fakta-fakta Pele yang Jarang Diketahui

“Dia mengatakan bahwa dia tidak akan pernah bermain jika dia harus berhenti setiap kali mendengar nyanyian itu,” kata Angelica Basthi, salah satu penulis biografi Pelé.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI