Siapa Frank Hoogerbeets? Peneliti yang Ramal Gempa Turki 3 Hari Sebelumnya

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 09 Februari 2023 | 07:51 WIB
Siapa Frank Hoogerbeets? Peneliti yang Ramal Gempa Turki 3 Hari Sebelumnya
Cuitan prediksi gempa - ilustrasi siapa Frank Hoogerbeets. (Twitter/@hogrbe)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Kerak bumi retak menjadi lempeng tektonik yang terus-menerus bergeser saat mereka melayang di sekitar lapisan mantel yang kental, atau mengalir perlahan, di bawah kerak atas yang padat. Gerakan tanpa henti ini menyebabkan tekanan pada kerak bumi di mana ketika itu menjadi terlalu besar, dapat menyebabkan retakan yang disebut patahan. Saat lempeng tektonik bergerak, hal itu juga menyebabkan pergerakan pada patahan. Gempa bumi adalah pergerakan tiba-tiba kerak bumi pada garis patahan.” 

Frank Hoogerbeets prediksi gempa Turki 3 hari sebelum kejadian. (Foto: IST)
Frank Hoogerbeets prediksi gempa Turki 3 hari sebelum kejadian. (Foto: IST)

Namun, Frank Hoogerbeets tidak sepenuhnya mempercayai teori itu. Menurutnya, "gempa bumi dipengaruhi oleh keberpihakan planet." Dia bahkan men-tweet teori ini sambil menjelaskan prediksinya tentang gempa bumi di Turki dan Suriah.

Sementara Frank Hoogerbeets dan organisasinya SSGS percaya bahwa gempa bumi dapat diprediksi sampai batas tertentu, sebagian besar komunitas ilmiah percaya bahwa prediksi yang akurat tidak mungkin dilakukan. 

Beberapa seismolog juga men-tweet di bawah tweet Frank Hoogerbeets menjelaskan bagaimana gempa bumi terjadi dan mengapa tidak dapat diprediksi.

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS (United States Geological Survey), gempa bumi tidak dapat diprediksi sepenuhnya.

Situs web resmi mereka juga menerbitkan artikel yang menyatakan mengapa tidak dapat memprediksi gempa bumi dan bagaimana orang yang mengeklaim dapat memprediksi gempa bumi hanya membuat pernyataan palsu. 

Dan jika Anda bertanya-tanya apakah para ilmuwan dapat memprediksi gempa bumi segera sehingga tragedi yang terjadi di Turki dan Suriah dapat dihindari, nah, di bawah ini adalah jawaban Anda dari situs web USGS:

“Kami tidak tahu caranya, dan kami tidak berharap untuk mengetahui caranya kapan pun di masa mendatang. Ilmuwan USGS hanya dapat menghitung probabilitas bahwa gempa bumi yang signifikan akan terjadi di area tertentu dalam beberapa tahun.”

Demikian penjelasan tentang siapa Frank Hoogerbeets, pria yang bekerja untuk organisasi Survei Geometri Tata Surya (SSGS) yang berbasis di Belanda. Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca Juga: Update Terkini Korban Gempa Turki-Suriah, 12.000 Jiwa Meninggal

Kontributor : Rima Suliastini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI