Penularan pertama kali diduga dari seekor monyet. Awalnya, monyet tersebut dijadikan objek studi oleh para peneliti.
Penyakit ini pada umumnya tersebar di negara benua Afrika. Selain di Guinea Khatulistiwa, virus ini ditemukan di Kenya, Republik Demokratik Kongo, dan Angola.
3. Cara Penularan Virus Marburg
Virus yang merupakan satu genus dengan virus ebola ini menular kepada manusia dengan kontak langsung. Kontak tersebut tidak hanya dari sesama manusia, tetapi hewan yang terinfeksi dan benda yang sudah terkontaminasi.
Marburg akan menular lewat cairan tubuh dari kelelawar. Kelelawar Rousettus Aegyptiacus merupakan hst alami Virus Marburg. Meskipun jenis kelelawar tersebut bukanlah spesies asli Indonesia, tetapi Indonesia termasuk jalur yang dilewati jenis kelelawar ini.
Apabila terkontaminasi virus ini, maka manusia akan mengalami beberapa gejala setelah virus berinkubasi sekitar 2 hari hingga 3 minggu. Gejala tersebut mirip dengan penyakit lainnya yakni demam berdarah, tifus, dan malaria.
Gejala yang ditimbulkan yakni demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, diare, pendarahan pada gusi, gigi, dan lain sebagainya. dr. Syahril menyatakan virus ini sulit diidentifikasi karena mirip dengan penyakit lain.
WHO menyatakan mata pasien akan terlihat sangat kelelahan. Selain itu, muncul pula kebingungan dan agresi pada penderitanya.
Baca Juga: Sebabkan 9 Orang Meninggal, Ini Fakta dan Gejala Virus Marburg: Sudah Masuk Indonesia?
5. Vaksin Sedang Dikembangkan