Herman Khaeron menegaskan mimpi Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di luar konteks koalisi maupun pencapresan. Menurutnya, mimpi bertemu dengan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri hingga Presiden Joko Widodo menyiratkan adanya rekonsiliasi.
"Saya kira ini yang menjadi keinginan sebetulnya bahwa suatu saat akan terjadi rekonsiliasi, kolaborasi dengan siapapun," kata Herman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/6).
Kendati terbuka kolaborasi dengan siapapun, Herman meminta mimpi SBY tidak ditafsirkan sebagai bentuk peluanv koalisi. Ia menegaskan harus ada pembedaan antara koalisi dan rekonsiliasi.
Menurut Herman, mimpi SBY juga menjadi pertunjuk Tuhan. Di mana yang terjasi selama, kata dia, memang ada kesalahpahaman.
"Barangkali yang pada akhirnya seakan-akan, seolah-olah karena pada momentum-momentum tertentu sebetulnya Pak SBY dan Bu Mega juga bertemu. Tetapi, mimpi ini memberikan makna yanf sangat luhur, yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan," kata Herman.
Herman lantas menanggapi pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang membuka peluang pertemuan antara SBY dan Megawati. Menurutnya, apa yang terjadi dari hubungan Demokrat dan PDIP yang mulai membaik saat ini memang sudah menjadi jalan Tuhan.
"Rentetannya ini kan seperti jalan Tuhan, rentetannya itu hal yang tidak direncanakan, rentetan dari mulai Mbak Puan menyebut nama Mas AHY masuk dalam urusan cawapres. Pada akhirnya ada pertemuan sekjen," tuturnya.
"Kemudian ada pertemuan antara Ketum AHY dan Mbak Puan. Sebenernya ini kan rangkaian-rangkaian. Kemudian ada mimpi yang disampaikan lewat cuitan Pak SBY yang secara runtun ini menjadi rangkaian, ini menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia," tandasnya.
Baca Juga: PDIP Ingin Pertemuan Megawati dan SBY Tak Dipaksakan: Biar Bergulir Natural Alami