Menurut mereka serangan ke wilayah Israel untuk membantu Palestina dapat memperburuk konflik yang masih berlangsung. Namun, alasan lain yang simpang siur yakni Arab Saudi dinilai takut pada kekuatan pasukan sekutu Israel, Amerika Serikat.
“Saya belum mengetahui negara Arab yang tidak menyatakan dukungan pada Palestina di tingkat retoris, dan akan sulit bagi mereka untuk mengatakan yang sebaliknya. Tapi yang mereka lakukan ini sangat berbeda," kata seorang sarjana politik Timur Tengah di Carnegie Endowment di Washington H.A. Hellyer.
Selain itu, diketahui bahwa negara-negara Arab mulai menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel sejak beberapa tahun belakangan ini.
Sementara di sisi lain, para negara tetangga Palestina-Israel seperti Mesir dan Yordania menyatakan penolakan untuk menampung para pengungsi. Sebab dikhawatirkan akan memicu rusaknya perdamaian dunia.
Tindakan Arab Saudi
Baru-baru ini melalui media sosial Kerajaan Arab, Raja Salman bin Abdulaziz mengutuk keras tindakan Israel yang membunuh warga sipil di Gaza.
"Kerajaan Arab Saudi mengutuk keras tindakan tidak manusiawi yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza yang terkepung, menyebabkan kematian dan cedera pada sejumlah besar warga sipil tak berdosa", dikutip dari Twitter, Rabu (1/11/2023).
Ia pun menyebut tindakan Israel termasuk dalam pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.
"Kerajaan mengutuk dan menolak sepenuhnya aksi militer pendudukan Israel di wilayah yang padat penduduk dan ini terus mengulangi pelanggaran pada hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional," imbuhnya
Baca Juga: Digunakan Pejuang Palestina, Berikut Spesifikasi Rudal Almas Buatan Iran
Kerajaan Arab meminta agar operasi militer yang berhubungan dengan konflik Israel-Palestina segera dihentikan.