Sejak terjadinya perang Israel di Jalur Gaza, Abu Ubaidah sudah muncul beberapa kali baik sebelum atau sesudah terjadinya konflik. Dia dinilai berhasilnmengelola perang media, dengan sikap profesionalisme dalam menghadapi para juru bicara Israel yaang menurut para pendukung Hamas di Palestina.
Sosok Abu Ubaidah pertama kali dikenal pada tahun 2002 sebagai salah satu petinggi Al-Qassam. Dia berbicara hampir seluruh media dan dalam sejumlah konferensi pers, namun tidak pernah sekalipun ia memperlihatkan wajahnya.
Sikapnya ini mengikuti contoh mantan pemimpin Al-Qassam, Imad Aqel, yang wafat karena dibunuh oleh Israel pada tahun 1993.
Sejak Israel keluar dari Gaza pada tahun 2005, Abu Ubaidah resmi ditunjuk sebagai juru bicara Al-Qassam. Diketahui, pria dengan sorot mata tajan namun teduh ini berasal dari kota Naalia di Gaza. Kota tersebut pernah diduduki Israel pada tahun 1948.
Pada perang yang terjadi pada tahun 2014, ia mengumumkan penculikan terhadap tentara Israel Shaul Aron di tengah-tengah konflik darat. Masyarakat Palestina pada saat itu ikut turun ke jalan di Tepi Barat pada pawai spontan, mereka meneriakkan dukungannya terhadap Abu Ubaidah.
Sebelumnya, Abu Ubaidah mempunyai akun Twitter (saat ini berganti nama X), dan Facebook, namun kini keduanya sudah ditutup permanen. Saat ini, ia mempublikasikan perkembangan situasi perang melalui situs resmi Al-Qassam dan leeat aplikasi Telegram serta saluran "Al-Aqsa" yang telah berafiliasi dengan Hamas.
Sebelum pecahnya konflik pada 2014, Abu Ubaidah telag mempresentasikan tesis master di Universitas Islam dari Fakultas Dasar-dasar Agama, berjudul, "Tanah Suci antara Yudaisme, Kristen, dan Islam." Sekarang, dia dinilai sebagai ujung tombak "perang psikologis dalam melawan Israel."
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Baca Juga: Sinopsis Film Dokumenter Five Broken Cameras, Luka Palestina dalam Sorot Lensa Kamera