Bahkan, eksistensi dari kekuatan militer dan politik Hizbullah telah berhasil membangun reputasi kelompok ini sehingga sering disebut sebagai “negara di dalam negara”.
Disebut demikian karena pergerakan Hizbullah mampu menyaingi lembaga-lembaga pemerintahan sehingga tak jarang mendapat kritik keras dari pesaingnya.
Kendati kelompok ini sangat populer di kalangan komunitas Syiah, beberapa warga Lebanon menganggap jika Hizbullah juga menjadi ancaman dalam stabilitas negara.
Kelompok bersenjata ini disebut sebagai organisasi teroris oleh beberapa begara barat, Israel, beberapa negara Teluk Arab, dan Liga Arab (AL).
Berstatus sebagai sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, Hizbullah mengirim bantuan militer untuk membantu Assad selama konflik saudara yang dimulai pada tahun 2011.
Namun, dukungan Hizbullah ke Assad diawali juga menebalkan perseteruan Hizbullah dengan negara-negara Teluk Arab.
Menyusul serangan Hamas terhadap Israel yang dilancarkan pada 7 Oktober 2023 lalu, Hizbullah juga terlibat baku tembak dengan Israel di sepanjang perbatasan.
Hizbullah mengaku siap berkontribusi sepenuhnya dalam perlawanan terhadap Israel.
Bahkan, tersebar informasi yang menyebut jika saat ini Israel terpecah fokus karena harus menghadapi Hamas dan Hizbullah secara bersamaan.
Baca Juga: Profil Megan Rice, TikToker Amerika Mualaf Berkat Keteguhan Warga Palestina
Kontributor : Damayanti Kahyangan