Peristiwa menghindari jurnalis juga terjadi pada Selasa (24/11/2023) lalu. Ketika itu Firli datang dan pergi meninggalkan Bareskrim Polri secara diam-diam diduga untuk menghidari jurnalis.
Firli setidaknya memberikan sejumlah alasan mengapa dia meninggalkan Bareskrim Polri dengan berupaya menghindari wartawan. Dia bilang usai diperiksa mobilnya menghilang.
"Saya sungguh dikagetkan mengapa kendaraan pribadi saya, saya tidak tahu keberadaannya, dan saya melihat, saya tidak temukan kendaraan tersebut, sehingga seseorang menyampaikan kepada saya untuk meminjamkan mobil pribadinya kepada saya dan mengantarkan saya ke luar dari tempat," kata Firli saat menggelar konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Firli juga bilang, menyadari jurnalis sudah menantinya. Namun katanya, dia hanya manusia biasa.
"Dengan kesadaran bahwa saya adalah pejabat publik, tetapi juga saya sebagai manusia, terkadang saya butuh waktu untuk jeda, terutama di situasi yang begitu saya anggap situasi abnormal, yang tidak bisa sa jelaskan saat ini," katanya.
"Apalagi sehari sebelumnya saya tidak tidur karena menangani tindak pidana korupsi terkait Penjabat Bupati Sorong," imbuhnya.
Selain itu, Firli mengungkapnya, dirinya merasa asing berada di Bareskrim Polri.
"Saya tentu bertanya kepada diri saya, 40 tahun lama mengabdi di lembaga Polri. Tapi kemarin saya harus bertanya, apa benar saya pernah selama itu mengabdi di sana, dan mengapa markas besar itu terasa asing bagi saya," ujarnya.
Klaim Serangan Balik Koruptor
Baca Juga: LPSK Belum Putuskan Beri Perlindungan ke SYL: Masih Ditelaah!

Firli juga sempat menyebut adanya tekanan dari koruptor yang disasar kepadanya.
"Hari ini saya Firli Bahuri dalam kapasitas saya akan merespons apa yang menjadi perhatian rekan-rekan media dan masyarakat Indonesia. Secara khusus di tanggal 16 November 2023 yang lalu terkait dengan situasi batin dan saya alami," kata Firli di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Ia menyebut, posisinya saat ini sangat berat. Dia pun menyinggung soal keberanian dan kegagahan dalam memberantasan korupsi.
"Benar bahwa demikian beratnya posisi saya saat ini, ketika melawan serangan balik koruptor, apalagi itu dihadapi dengan gagah berani, dengan tanpa menyerah, tanpa mengenal lelah untuk membersihkan negeri ini dari praktik-praktik korupsi dan pastilah akan terjadi perlawanan dari koruptor," ujar Firli.
Firli kemudian menyinggung soal latar belakanganya sebagai pensiun polisi.
"Setelah bertahun-bertahun mengabdi dengan jiwa korsa yang tertanam begitu dalam, saya harus menjemput keadilan degan cara yang tidak akan pernah saya lakukan kepada siapapun," tegasnya.